Cita-cita, Pelengkap Biodata Semasa Kecil?
Cita-cita, Pelengkap
Biodata Semasa Kecil?
“Cita-cita
kamu mau jadi apa?” pertanyaan ini yg paling sering diajukan saat masih kecil,
belum tahu apa-apa dan masih terlalu lugu untuk mengerti apa itu cita-cita.
Dulu saat saya masih kecil, melihat pesawat terbang yg melintas diatas membuat
saya senang dan sambil berteriak “kapal terbang!! Minta uangnya!!”. Yah.. memang
cukup menggelikan sekali, sejak saat itu pula saya mulai memimpikan atau
memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pilot. Terbang kemana saja, keliling
dunia, melihat indahnya langit menjadikan profesi pilot sangat diidamkan.
Cita-cita, sesuatu yg muluk kah atau hanya menjadi pelengkap biodata semasa
kecil?
Cita-cita
adalah keinginan, harapan, dan tujuan yg selalu ada di dalam pikiran. Cita-cita
adalah pelecut semangat untuk menjalani hidup, tanpa cita-cita rasanya hampa
tidak ada tempat yg akan dituju. Setiap orang memiliki cita-cita dan tidak
semuanya berhasil menggapainya. Banyak faktor yg menyebabkan mengapa mereka
tidak mengejar cita-citanya. Mungkin cita-cita yg dituju tidak sesuai dengan
kepribadiannya, saat kecil ingin jadi pilot tapi saat beranjak remaja ingin
menjadi pengusaha. Saat lulus kuliah ingin kerja di bank karena latar belakang
pendidikannya. Cita-cita berubah seiring berjalannya waktu dan bertambahnya
usia. Lagi-lagi saya katakan apakah cita-cita itu sesuatu yg muluk kah atau
hanya menjadi pelengkap biodata semasa kecil?
Berubahnya
cita-cita disebabkan perubahan pola pikir dan nalar. Saya yg dulunya
bercita-cita menjadi Pilot setelah melihat ada kecelakaan pesawat terbang, saya
langsung merubah cita-cita saya. haha.. saat itulah saya langsung merubah
cita-cita, “enggak enak jadi pilot, ngeri kalo jatuh”. Pemikiran merubah
cita-cita dalam sekejap dan saya tidak memikirkannya lagi sejak saat itu, masa
anak-anak yg penuh kelabilan. Wajar saja
labil, masih anak-anak mudah dipengaruhi sana-sini. Dukungan orang tua
dibutuhkan dalam membantu moral anak untuk menggapai apa yg diinginkan. Berbicara
dan saling terbuka antara anak dan orang tua menjadikan semuanya jelas, anaknya
mau jadi apa, apa yg diinginkan, sejelas-jelasnya. Yg terpenting ketahui
bakatnya dimana dan kesukaannya.
Gapailah
cita-cita setinggi langit, itulah penggalan peribahasa yg sering saya dengar.
Tapi kata-kata yg lain sering saya dengar juga “nggak usah kebanyakan mimpi,
ntar jatuhnya sakit. Sakitnya tuh disini”. Hal itulah yg sering dikatakan oleh
orang-orang yg tidak bertanggung jawab saat seseorang mengejar cita-citata.
Eh... bukan cita-citata tapi cita-cita, hampir saja saya tergoda janda muda
penyanyi dangdut itu hehe... Kata-kata yg menjatuhkan lebih baik didengarkan
sebagai radio rusak dan kata-kata yg memotivasi selalu kita dengarkan seperti
lagu favorit. Kata-kata motivasi yg terkadang keluar saat berbicara bisa
merubah seseorang dan itu memang nyata adanya. Hal seperti ini saya alami
sendiri, seorang teman pernah berterima kasih kepada saya karena sudah
memotivasinya. Padahal saya hanya berhubungan seperti biasa, tidak ada maksud
untuk memberinya motivasi. Itulah yg saya katakan tadi, hal sederhana dan kecil
bisa merubah seseorang ke arah lebih baik.
Ah.. indah
bukan sesuatu yg kita anggap biasa menjadi luar biasa di mata orang lain.
Cita-cita tanpa motivasi seperti sayuran tanpa garam dan seperti dangdut tanpa
goyangan. Ada juga orang yg beranggapan bahwa cita-cita itu berlebihan, “mana
mungkin” kata ini yg paling saya dengar saat ini. Males rasanya melihat wajah
orang saat mengatakan kata itu, ingin rasanya membungkamnya langsung. Tapi
bagaimana dengan orang yg sudah memiliki tekad yg berapi-api untuk meraih
cita-citanya namun dipatahkannya dengan mudah karena tidak diizinkan orang tua
dan saudara. Satu kata lagi yg paling
saya benci “mau jadi apa kamu nantinya?” ah... sudah pasti tidak bisa apa-apa
lagi dan menjadi yes man, hal ini akan saya ceritakan di lain kesempatan.
Menggapai
cita-cita memang tidak semudah menelan puding yg lembut dan manis. Butuh usaha
yg ekstra dan tetap konsisten menuju tangga kesuksesan yg dituju. Tidak sedikit
juga orang yg berhasil menggapai cita-cita yg dia inginkan sejak kecil.
Perjuangan menuju cita-citanya juga tidak mudah, penuh dengan doa, perjuangan,
keringat, air mata dan darah. Tidak lepas juga dari peran Tuhan yg memberikan
kekuatan dan kemudahan dalam proses menuju cita-cita yg dia tuju. Coba baca
kisah orang-orang besar yg dulunya bukan siapa-siapa, mereka terpacu untuk menggapai
cita-cita yg sudah mereka idamkan sejak kecil. Dari yg bukan siapa-siapa
menjadi siapa dan dikenal banyak orang.
Bapak Dahlan
Iskan contohnya, dimasa kecilnya penuh dengan perjuangan, kemiskinan dan penderitaan
tetapi beliau tidak pantang menyerah. Bahkan beliau tetap bersekolah dan
mengejar cita-citanya. Belum lagi beliau ditinggal Ibu-nya untuk selamanya
karena penyakit. Tanpa pantang menyerah, beliau menjadi orang yg berhasil bukan
itu saja beliau mendirikan media cetak yaitu Jawa Pos. Untuk kisah selanjutnya
bisa cari sendiri ya. Dari kisah Bapak Dahlan Iskan tadi betapa susahnya
menggapai cita-cita itu namun jika dibarengi dengan kerja keras dan dorongan
dari orang yg kita cintai sudah pasti akan terasa lebih ringan. Satu lagi
jangan lupa, beribadah dan berdoa menjadi arwah kedua agar lebih semangat dalam
mengejar cita-cita.
Bagi yg
masih memiliki cita-cita, saya harap cita-cita itu bukan hanya sekedar
pelengkap dalam biodata bukan juga hanya impian kosong. Cita-cita itu harus
diwujudkan, tidak mudah memang setidaknya harus tetap berjuang sampai titik
darah terakhir. Kalau sudah mentok dan tidak bisa kemana-mana lagi, coba
berubah ke arah yg lain dan coba lagi. Setiap orang punya cita-cita dan
cita-cita saya bukan menjadi pilot, sudah tidak mungkin lagi hehe.. cita-cita
saya sekarang ini menjadi direktur dan bisa melihat indahnya laut raja ampat,
wakatobi dan danau kakaban, itu saja tidak lebih. Kalau cita-cita yg kamu inginkan
menjadi apa? Semoga cita-cita yg kita inginkan, kita harapkan bisa terwujud.
Aamiin ya Allah...
0 komentar:
Post a Comment