Perbedaan Teori Permintaan Uang Klasik, Keynes dan Monetaris
Tugas Ekonomi Moneter
Perbedaan Teori Permintaan Uang Klasik,
Keynes dan Monetaris
Nama : Dedek Azhari Sitorus
NIM : 1012000325
Perbedaan Teori Permintaan Uang Klasik, John Keynes dan
Monetaris (Milton Friedman)
§ John Keynes
Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynesian atau Teori Keynes, adalah suatu teori
ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard
Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara
maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi
Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori
ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat
berjalan sendiri tanpa campur tangan negara. Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi
perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang
menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial,
Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada
level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah
meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan
juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan
kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Makro ekonomi muncul tahun 30an, makro
ekonomi muncul karena depresi besar yang melanda dunia tahun tersebut karena
krisis yang dialami dunia saat itu, sehingga tidak ditemukan jalan keluar.
Muncullah orang Inggris yang bernama John Meynard Keynes. Dalam membangun TE
makro, Keynes tetap menggunakan landasan-landasan aksiomalis sebagaimana yang
dialami oleh teori ekonomi klasik. Demikian juga teori ekonomi neoklasik, tetap
bicara konsep-konsep. Tetapi Keynes lebih cemerlang idenya bahwa dengan menggunakan
depresi, karena depresi bukan lagi persoalan mikro tetapi persoalan makro. Pada
era depresi itu, terjadi pengangguran masalah ekonomi. Tetapi juga menyangkut
kapasitas industri yang tidak tercapai.
- Ingin membangun teori umum (general theory)/ (overall theory)/ aggregate.
- Dalam moneter atau uang dipandang sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.
- teori suku bunga
- Peranan investasi menentukan peluang kerja
- Aspek psikologis, ketidakrasionalan yang menyebabkan ketidakstabilan. Itulah komponen yang akan dibentuk oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya general theory of employment interest, money……dari teori tersebut banyak kritikan dan sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment dapat tercapai. Yang ada adalah mendekati kondisi full employment. Kemudian mekanisme pasar menurut Keynes, tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan teralokasi, model manusia homoeconomicus.
- Ada gula ada semut (supply create its own human), penawaran akan mencapai perminataan / hukum say.
- Mekanisme suku bunga merupakan mekanisme untuk memperbaiki kesamaan tabungan dan investasi, untuk mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan datang industri yang dimaksud adalah kumpulan unit-unit usaha yang sama/kumpulan unit-unit usaha yang menghasilkan output sejenis.
Dari pemikiran Keynes berkembang Keynesian
dapat kita artikan penganut-penganut ajaran Keynes, yang ternyata Keynesian
banyak yang dikritik terutanma kritikan pada ketidakmampuan perubahan-perubahan
dalam skala mikro.
Post Keynesian Economics tidak terlihat
lagi landasan-landasan yang dikembangkan. Salah satu tokohnya yang menyimpang
dari teori ekonomi makro Keynes adalah Newton. Aliran ke2 pemikiran ini dapat
kita simpulkan, terutama dari segi permintaan yang melandasi teori ekonomi
makro. Penentuan pendapatan pada arus pengeluaran. Sementara itu, treatment
nite menitikberatkan pada alokasi kekayaan atau dengan kata lain Keynesian pada
perubahan harga.
Kelemahan dalam ilmu ekonomi, suatu ilmu
yang diterapkan akan terevikasi kebenarannya dalam jangka panjang, sampai
dengan 2006. Baru mulai muncul keburukan-keburukan landasan-landasannya. Orang
sudah mulai tidak suka melihat jalan pikiran manusia yang menganut model
ekonomicus.
Beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab, kegagalan pasar teori ekonomi
tidak bisa menjawab mengapa masih banyak orang miskin, teori ekonomi tidak bisa
menjawab mengapa hutan dan laut ludes disantap model manusia homonicus,
terpecah belah menjadi Rusia yang sekarang beberapa contoh bagaimana pikiran
kita dijajah oleh model homoeconomicus nasionalisme, dilimpahkan sedemikian
rupa sehingga kita fanatik terhadap bangsa kita ager sesuatu persenjataan yang
tersedia leku terjual.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada
kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke
kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini
bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang
menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga
titik keseimbangan di titik yang ideal.
§
Teori Klasik
Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan
penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini
adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan
nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi
teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar
atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya
menentukan nilai uang.
§ Irving Fisher
MVt = PT
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual.
Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima
oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu
periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama
dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan
volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain
pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang
ada dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan
satu ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut
(Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu
teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi
teori moneter sebagai berikut:
§ Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah
suatu variable yang ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam
suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume
transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat
(pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan
mentransformasikannya dalam bentuk: Md = 1/Vt PT
§ Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat
adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2,
bersama dengan persamaan yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter
§ Md = Ms
Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan
oleh pemerintah) menghasilkan
§ Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)
§ Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga
umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh
pemerintah. Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium
masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada
posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction
velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang
timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt
ditentukan oleh sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu
periode (Boediono,2005 : 18).
ü 1.2 Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik
lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of
25 exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang
atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar
yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan
Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada
perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan
bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi
oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori
Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi)
yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume
transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan
akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan
(Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat,
dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.
§ Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap
bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai
hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge
menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.
§ Md = k PY………………………………………(1)
§ dimana Y adalah pendapatan nasional riil.
§ Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh
pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka :
§ Ms = Md………………………………………...(2)
§ sehingga :
§ Ms = k PY………………………………………(3) atau :
§ P = 1/k Ms Y…………………………………....(4)
§ Jadi ceteris paribus tingkat harga umum (P)
berubah secara proporsional dengan perubahan volume uang yang beredar. Tidak
banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan ceteris paribus (yang
berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan
adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak
menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation
berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k
juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada
kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun
volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation
mempengaruhi: bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang
berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk
mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang
tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa mempengaruhi “k” dalam jangka pendek
(Boediono, 2005: 23).
v Milton Friedman (Monetaris)
Kepakaran Friedman dalam bidang ekonomi
tak ada yang meragukan. Ia disebut-sebut sebagai orang kedua yang paling
berpengaruh sepanjang sejarah ekonomi setelah Adam Smith. Yang lain mengatakan,
setelah John Maynard Keynes, tak ada lagi ekonom yang sanggup mengubah cara
berpikir dan bagaimana menggunakan perangkat ilmu ekonomi selain Friedman.
Puncaknya, pada 1976, ia dianugerahi hadiah nobel ekonomi dari pemerintah
Swedia. Dalam pernyataan ketika mengantar kemenangan Friedman, panitia Nobel
mengatakan, Friedman adalah “salah satu ekonom, komentator politik, dan esais
yang paling berpengaruh pada abad ini. Milton mungkin adalah ekonom yang
diketahui hidup dengan makmur.”
- Dua tema pokok dalam karya Friedman adalah pentingnya arti uang dan kebebasan.
- Tiga aspek pemikiran Friedman adalah:
a) Study tentang
fungsi konsumsi
b) Argumennya
tentang kesulitan dan permasalahan dalam penerapan kebijakan stabilitas
c)
Konstribusinya pada teori dan sejarah moneter
Teori konsumsi sederhana, yang dikemukakan
Keynes, menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi terutama dipengaruhi oleh
penghasilan saat sekarang. Sedangkan menurut Friedman, yang dikemukakan dikenal
dengan hipotesa pendapatan permanen, berpendapat bahwa konsumsi
menyesuaikan pengeluaran mereka dengan ekspektasinya tentang pendapatan selama
periode yang lebih lama.
Berlawanan dengan penekanan kebijakan
fiscal yang dilakukan oleh ahli ekonomi Keynesian, Friedman menyatakan bahwa
uang dan kebijakan moneter berperan penting dalam menentukan aktifitas ekonomi.
Argumennya tentang pentingnya arti uang berasal dari teori uang kuantitatif (MV=PQ),
yang berarti bahwa jumlah uang dalam perekonomian (M) dikalikan jumlah waktu
yang digunakan tiap dolar dalam satu tahun untuk membeli barang (V) harus sama
dengan output ekonomi yang terjual tahun itu (PQ).
Friedman berpendapat bahwa kecepatan ini
tergantung pada faktor ekonomi seperti suku bunga dan perkiraan inflasi. Selain
itu Friedman mengakui bahwa daripada membeli barang orang-orang lebih suka
memegang uang karena alas an lain yaitu karena keamanan atau karena mereka
berpikir bahwa harga persedian dan harga aset-aset yang lain mungkin akn turun.
Namun studi empiris yang dilakukan Friedman menemukan bahwa faktor-faktor
ekonomi ini hanya berdampak kecil pada keceptan dan dampaknya ini cenderung
menurun dari waktu ke waktu. Karena kecepatan uang relative stabil, maka jumlah
uanglah yang terutama berdampak pada tingkat aktivitas ekonomi.
Friedman menyatakan bahwa ketika mungkin
uang berpengaruh pada aktivitas ekonomi dalam jangka pendek, dalam jangka
panjang uang bisa nertal dan bisa tidak memiliki dampak ekonomis. Ketika ahli ekonomi secara tradisional
membedakan inflasi karana dorongan biaya dengan inflasi karena dorongan
permintaan, Friedman justru menyatakan bahwa semua inflasi berasal dari terlalu
banyaknya permintaan barang ketika terlalu banyak uang yang diciptakan. Karena inflasi menurut Friedman adalah
semata-mata fenomena moneter, satu-satunya solusi masalah inflasi adalah harus
mengendalikan pertumbuhan persediaan uang. Friedman menunjukan bahwa otoritas moneter
dapat menciptakan depresi, inflasi dan hasil-hasil ekonomi yang tidak
diharapkan melalui kesalahan mereka dalam mengelola persediaan uang. Menurut Friedman, karena bank sentral
tidak dapat dipercaya untuk mengambil kebijakan yang tepat, maka bank sentral
seharusnya dipaksa mengikuti aturan moneter daripada dibiarkan melakukan
mismanajemen dalam persediaan uang. Kebijakan moneter sering salah, kata
Friedman, karena penjangnya variable penundaan atau kelambanan atar masalah
ekonomi saat ini dan ketika perubahan dalam persediaan uang akan mempengaruhai
persediaan uang. Frieaman mengidentifikasi ketiga penundaan tersebut. Friedman menyatakan bahwa otoritas moneter
terlalu dipengaruhi oleh otoritas fiskal dan Departemen Keuangan Negara. Aliran monetaris pada prinsipnya menekankan bahwa perkembangan
moneter merupakan unsur penting dalam perkembangan produksi, kesempatan kerja
dan harga – harga. Pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan unsur yang paling
dapat diandalkan dalam perkembangan moneter dan bahwa perilaku otoritas moneter
menentukan jumlah uang beredar. Kelompok
monetaris berasumsi bahwa mekanisme pasar di dalam perekonomian dapat berjalan
secara otomatis sehingga harga – harga dapat segera menyesuaikan (naik atau
turun) apabila terjadi perbedaan (lebih besat atau lebih kecil) antara
permintaan dan penawaran pasar. Kelompok monetaris berpendapat bahwa uang hanya berpengaruuh pada tingkat
inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi. Implikasinya adalah bahwa kebijakan
moneter tersebut perlu dilakukan dengan rules yang dibakukan dan diarahkan
untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter tidak dapat dipergunakan secara
aktif mempengaruhi kegiatan ekonomi riil, dalam arti dapat dilonggarkakn
apabila sektor riil sedang lesu dan diketatkan apabila terjadi peningkatan
kegiatan ekonomi secara berlebihan. Tokoh aliran
monetaris Milton Friedman menekankan bahwa perilaku dalam pertumbuhan jumlah
uang beredar sangat mempengaruhi aktivitas – aktivotas ekonomi. Stok jumlah
uang beredar dalam perekonomian akan menentukan laju inflasi dalam jangka
panjang. Ada
keterkaitan antara perubahan dalam jumlah uang beredar dengan perubahan tingkat
aktivitas ekonomi. Fluktuasi ekonomi yang terjadi menuruut pandangan Friedman
lebih disebabkan oleh perubahan jumlah uang beredar, dan yakin bahwa gangguan
moneter merupakan faktor penting yang menyebabkan perubahan – perubahan dalam
tingkat aktivitas ekonomi. Ketidakstabilan laju pertumbuhan jumlah uang beredar
akan tercermin pada berbagai aktivitas ekonomi. Pemerintah perlu memperhatikan naik turunnya laju pertumbuhan uang
beredar. Karena pergerakan laju pertumbuhan uang beredar mempunyai pengaruh
penting terhadap jalannya perekonomian di masa depan. Laju pertumbuhan uang
beredar yang tidak menentu akan menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi yang
tidak menentu pula. Secara umum laju pertumbuhan uang beredar yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya boom inflasi. Sedangkan laju pertumbuhan jumlah uang
beredar yang rendah akan mendorong terjadinya resesi. Friedman menyarankan agar
jumlah uang beredar tidak boleh bertambah cepat dari seharusnya. Pedoman
moneter yang dianjurkan Friedman untuk mengatasi hal ini adalah bahwa jumlah
uang beredar ditambah setiap tahunnya sebesar laju pertumbuhan ekonomi.
Baca Artikel Menarik Lainnya:
Circulate Sum of Money
Kebijakan Moneter
Ekonomi Moneter
Perekonomian Indonesia
Jika Indonesia Wajib Militer
10 Bank Tertua Di Indonesia
Cobalah Makan Bawang Putih
Baca Artikel Menarik Lainnya:
Circulate Sum of Money
Kebijakan Moneter
Ekonomi Moneter
Perekonomian Indonesia
Jika Indonesia Wajib Militer
10 Bank Tertua Di Indonesia
Cobalah Makan Bawang Putih
0 komentar:
Post a Comment