KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN
  • Kepemimpinan adalah proses sekaligus atribut. Sebagai sebuah proses berfokus pada apa yang sebetulnya dilakukan pemimpin-kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan (noncoercive) untuk membentuk tujuan-tujuan grup atau organisasi, memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur grup atau organisasi.
  • Berikut adalah perkembangan Teori Kepemimpinan mulai dari Great Man Theories sampai dengan kepemimpinan transformasional menurut Bolden et al. (2003):
  1. Great Man Theories; pemimpin adalah orang-orang yang luar biasa, lahir dengan kualitas kepemimpinan, ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
  2. Trait Theories; teori ini membuat daftar kata-kata sifat yang menggambarkan kualitas seorang pemimpin dan kata-kata tersebut terus bertambah, semua bersifat atribut positif.
  3. Behaviourist Theories; teori ini lebih fokus pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin daripada kualitasnya.
  4. Situational Leadership; pendekatan teori ini melihat kepemimpinan sebagai sesuatu yang spesifik terhadap suatu situasi yang sedang dihadapi.
  5. Contingency Theory; teori ini memperbaiki pendekatan situasional, dan fokus pada identifikasi variabel-variabel situasional kepemimpinan yang efektif yang diperkirakan paling tepat atau efektif untuk menghadapi situasi tertentu.
  6. Transactional Theory; pendekatan ini menekankan pada pentingnya hubungan antara pemimpin dan pengikutnya, focus pada keuntungan yang mutual buat kedua belah pihak dan berasal dari semacam kontrak diantara mereka, dimana pemimpin akan memberikan penghargaan atau pengakuan atas komitmen atau loyalitas para pengikutnya
  7. Transformational Theory; konsep utamanya adalah tentang perubahan dan peran pemimpin yang menetapkan dan mengarahkan visi dan memastikan bahwa kinerja organisasi berubah.

         Karakteristik Pribadi Pemimpin
Karakteristik Fisik :
Aktivitas
energi
Kepribadian :
Kesigapan
Originalitas, kreativitas
Integritas pribadi, etika
Percaya diri
Latar belakang social :
Mobilitas
Karakteristik yang berhubungan dengan kerja :
Dorongan pencapaian, hasrat untuk mengungguli
Tanggung jawab mengejar tujuan
Orientasi tugas
Intelegensia dan Kemampuan :
Penilaian, ketegasan
Pengetahuan
Kepandaian berpidato

Karakteristik social :
Kerja sama
Partisipasi social
Kebersamaan
Stabilitas, keterampilan





  • Pemimpin Otokratik dan Demokratik
Satu cara pendekatan pada karakteristik pemimpin adalah mempelajari pemimpin otokratik dan demokratik. Seorang pemimpin otokratik adalah seseorang yang cenderung untuk mensentralisasi otoritas dan mengandalkan kekuatan legitimasi, penghargaan dan koersif. Seorang pemimpin demokratik mendelegasikan otoritas kepada orang lain, mendorong partisipasi, dan mengandalkan kekuatan keahlian dan referensi untuk mempengaruhi bawahan. Namun anggota kelompok tidak senang dengan kehadiran gaya kepemimpinan otokratik dan perasaan bermusuhan seringkali muncul.Sedangkan  Kinerja kelompok yang dipimpin oleh pemimpin demoratik hampir sama baik, dan dicirikan dengan perasaan positif bukan permusuhan.

·         Pendekatan Perilaku
Gaya otokratik dan demokratik menyatakan bahwa “perilaku” pemimpin lebih menentukan efektivitas kepemimpinan daripada ciri kepribadian. Barangkali ada pemimpin yang dapat mengadopsi perilaku yang benar melalui pelatihan yang tepat. Fokus penelitian baru-baru ini telah berubah dari ciri kepribadian pemimpin ke arah perilaku yang ditampilkan oleh pemimpin yang sukses. Program penelitian penting terhadap perilaku kepemimpinan dilakukan di Ohio state University, University of Michigan dan University of Texas.

  • Studi Ohio State
Peneliti di Ohio State University mengamati para pemimpin untuk mempelajari ratusan dimensi perilaku pemimpin. Mereka mengidentifikasi dua perilaku utama, yaitu pertimbangan dan memprakarsai struktur. Pertimbangan adalah tingkat perilaku pemimpin yang menggambarkan tingkat di mana pemimpin sensitive terhadap bawahan,menghormati ide dan perasaan,dan membangun rasa saling percaya. Memprakarsai struktur adalah tipe perilaku pemimpin yang menggambarkan tingkat di mana pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan aktivitas kerja bawahan ke arah pencapaian tujuan.
  • Studi Michigan
Peneliti Michigan menggunakan batasan pemimpin yang berpusat pada karyawan bagi pemimpin yang membangun tujuan kinerja tinggi dan menampilkan perilaku mendukung kepada bawahan. Pemimpin yang kurang efektif disebut pemimpin yang berpusat pada pekerjaan; pemimpin ini cenderung menjadi kurang perhatian dengan pencapaian tujuan dan kebutuhan manusia sehubungan dengan pemenuhan jadwal, mempertahankan biaya rendah, dan mencapai efisiensi produksi.


v  Pendekatan Kontinjensi

Pendekatan Kontinjensi adalah sebuah model kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi organisasi secara spesifik.

·         Teori Kontinjensi Fielder

Upaya ekstensif awal untuk mengkombinasikan gaya kepemimpinan dan situasi organisasi ke dalam teori yang komprehensif telah dibuat oleh Fielder dan kawan-kawannya. Ide dasarnya sederhana: cocokkan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dengan situasi paling memungkinkan untuk kesuksesannya. Dengan mendiagnosa gaya kepemimpinan dan situasi pada organisasi, sesuatu yang benar-benar cocok dapat dirancang.

Dasar dari teori kontinjensi Fielder adalah tingkatan gaya memimpin seorang pemimpin
mempunyai orientasi hubungan atau mempunyai orientasi tugas.

Situasi. Situasi kepemimpinan dapat dianalisis dalam batasan tiga elemen:

1.      Hubungan pemimpin- anggota (leader- member relations) mengacu pada atmosfir kelompok dan sikap anggota yang mengarah dan menerima pimpinannya.
2.      Sturuktur tugas (task structure) mengacu pada tingkat dimana tugas yang dilakukan kelompok didefinisikan, melibatkan prosedur spesifik, dan mempunyai tujuan yang jelas dan eksplisit.

3.      Kekuatan jabatan (position power) tingkat dimana pemimpin memiliki otoritas formal terhadap bawahan. Kekuatan jabatan dikatakan tinggi ketika pemimpin mempunyai kekuatan untuk merencanakan dan mengarahkan pekerjaan bawahan, mengevaluasi, dan menghargai atau menghukum mereka.

·         Teori  Situasional Hersey dan Blanchard

Teori situasional adalah sebuah pendekatan kontinjensi pada kepemimpinan yang dikaitkan dengan gaya perilaku pemimpin dengan kesiapan tugas dari bawahan.

Hal terpenting pada teor Hersey dan Blanchard adalah bahwa bawahan bervariasi dalam tingkat kesiapannya dalam melakukan tugas. Orang dengan kesiapan tugas yang rendah, karena mempunyai kemampuan yang terbatas dan kurangnya pelatihan, ataupun rasa ketidaknyamanan, memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda dari mereka yang tingg kesiapannya dan mempunyai kemampuan, keterampilan, percaya diri, dan kemauan bekerja yang baik.

Model kontinjensi ini lebih mudah dimengerti dibanding model Fiedler, tapi model ini hanya dihubungkan dengan karakteristik pengikut, bukan dengan karakteristik situasinya.

·         Teori Jalur-Tujuan

Teori jalur-tujuan adalah pendekatan kontinjensi pada kepemimpinan yang menspesifikasikan bahwa tanggung jawab pemimpin adalah untuk memotivasi bawahan dengan cara memperjelas perilaku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan memperoleh penghargaan.

            Menurut teori jalur-tujuan (path- goal theory), tanggung jawab pemimpin adalah meningkatkan morivasi bawahan untuk mencapai tujuan pribadi dan organisasi.

v  Kepemimpinan Baru Bagi Organisasi Pembelajar

·         Kepemimpinan perubahan

1.      Pemimpin Transaksional (Transactional Leaders)
Pemimpin transaksional adalah seorang pemimpin yang mengklarifikasi persyaratan peran dan tugas bawahan, memprakarsai struktur, memberikan penghargaan, dan memperlihatkan pertimbangan pada bawahan. Kemampuan pemimpin transaksional untuk memuaskan bawahan dapat meningkatkan produktivitas. Pemimpin transaksional adalah pekerja keras, toleran, adil dan bangga dalam mempertahankan segala sesuatu berjalan dengan lancar dan efisien. Pemimpin transaksional seringkali menitikberatkan aspek impersonal dari kinerja, seperti rencana, jadwal, anggaran dan memiliki kepekaan akan komitmen pada organisasi serta menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku dalam organisasinya.
2.      Pemimpin Karismatik
Pemimpin karismatik adalah seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahan untuk melampaui kinerja yang diharapkan, sekalipun terdapat halangan dan menuntut pengorbanan pribadi. Pengaruh pemimpin karismatik umumnya berasal dari (1) menyatakan visi yang mulia dari sebuah bayangan masa datang yang didambakan karyawan, (2) membentuk sistem nilai perusahaan yang disetujui semua orang, dan (3) mempercayai bawahan pada gilirannya memperoleh kepercayaan seutuhnya dari bawahan. Pemimpin karismatik cenderung kurang dapat ditebak dibanding pemimpin transaksional. Pemimpin karismatik dapat menciptakan atmosfir perubahan dan dapat terobsesi oleh ide-ide khayalan yang memberi semangat, menstimulasi, mendorong orang lain untuk bekerja keras dan mempunyai pengaruh emosional pada bawahan. Pemimpin karismatik juga mempunyai rencana, memiliki visi masa depan, mampu berkomunikasi tentang visinya kepada bawahan, serta memotivasi mereka untuk mewujudkannya. Contoh pemimpin karismatik adalah Bunda Theresa, Martin Luther King Jr, Adolf Hitler dan Charles Manson.

3.      Pemimpin Transfomasional
Pemimpin transformasional adalah seorang pemimpin yang dibedakan dalam kemampuan khususnya untuk membawa inovasi dan perubahan yang signifikan baik terhadap pengikutnya maupun terhadap organisasi. Pemimpin transformasional memiliki kemampuan mengarahkan perubahan dalam misi, strategi, struktur, budaya organisasi dan mempromosikan inovasi produk dan teknologi. Pemimpin transformasional tidak hanya mengandalkan aturan dan insentif nyata untuk mengendalikan transaksi spesifik dengan pengikut tetapi memfokuskan diri pada kualitas tidak nyata seperti visi, pemahaman nilai, dan ide untuk membangun hubungan, memberi arti luas pada aktivitas yang beragam dan menemukan dasar yang umum untuk melibatkan pengikut dalam proses perubahan.

Memimpin Organisasi Pembelajar
      Pemimpin dalam organisasi pembelajar memiliki 3 peran berbeda yaitu:

1.      Menciptakan sebuah visi bersama
Visi bersama adalah gambaran dari masa depan ideal bagi organisasi, termasuk seperti apa organisasi, hasil kinerja, dan nilai yang mendasarinya. Sebuah visi mungkin diciptakan oleh pemimpin atau dengan partisipasi karyawan, tapi tujuan ini harus dipahami secara luas dan tertanam dalam benak orang. Visi mempresentasikan hasil jangka panjang yang diinginkan, namun, karyawan bebas untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang membantu mencapai visi tersebut. Tanpa visi bersama, tindakan karyawan dapat tidak berarti karena keputusan menjadi terfragmentasi dan membawa orang ke arah yang berbeda.

2.      Desain Struktur
Pemimpin menetapkan struktur organisasi, termasuk kebijakan, strategi, dan format yang mendukung organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar memperoleh keuntungan dari hubungan horizontal, termasuk tim, satuan tugas, dan rapat teratur yang melibatkan karyawan lintas seksi. Struktur kerja mengarahkan aktivitas tanpa batas, dimana orang dapat saling menjangkau antar departemen daripada berkompetisi. Pemimpin membantu orang untuk memahami bahwa reorganisasi terus berlanjut, dimana orang mengambil peran baru dan mempelajari keterampilan baru. Di beberapa organisasi pembelajar, semua pekerja mempunyai workstation bergerak karena tim secara berkesinambungan direorganisasi sesuai kebutuhan untuk memecahkan masalah.

3.      Kepemimpinan pembantu atau Pemimpin pembantu (servant leader)

Pemimpin pembantu adalah seorang pemimpin yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan bawahan sekaligus untuk mencapai misi organisasi yang lebih besar. Pemimpin pembantu memberikan kekuatan, ide, informasi, pengakuan, dan penilaian untuk penyelesaian tugas. Pemimpin pembantu sungguh-sungguh menghargai orang lain, mendorong partisipasi, berbagi kekuatan, meningkatkan harga diri orang lain dan membebaskan kreativitas orang, komitmen penuh dan menarik secara alami untuk belajar.

  • KASUS
Ø  BIOGRAFI SRI MULYANI INDRAWATI
Sri Mulyani Indrawati atau biasa disingkat SMI lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum menjabat Menteri Keuangan, dia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi tokoh yang hangat diperbincangan   berkaitan dengan kasus Bank Century. Di tengah penyelidikan terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia menunjuknya sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang membawahi 70 lebih negara. (Sumber:Berirama.com, Wikipedia)
Pendidikan:
  • Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta. (1981 – 1986)
  • Master of Science of Policy Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA (1988 – 1990)
  • Ph.D. of Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA (1990-1992)
Ø  KEPEMIMPINAN SRI MULYANI
Ø  REFORMASI BIROKRASI
Reformasi birokrasi adalah salah satu hal penting yang dijalankan oleh Sri Mulyani selama masa jabatannya di kementerian keuangan.  Saat pelantikan menteri keuangan pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan salah satu tugas menteri keuangan yang baru adalah  meneruskan reformasi perpajakan dan bea cukai yang telah dimulai oleh SMI (Antara News.com, 20 Mei 2010). Agus Martowarjono, Menteri Keuangan penggantinya menyatakan bahwa “SMI telah membangun landasan sistem yang kuat di Kementerian Keuangan dan lingkungannya, dan akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh SMI”.
SMI berhasil mencatat beberapa prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi dan good governance. Salah satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan fiskal yang lebih baik di masa depan. SMI  juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari pajak selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy diyakini juga tidak terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal bagi beberapa sektor dan komoditas yang berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. SMI juga berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan daerah melalui desentralisasi fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat membelanjakan anggaran.  Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi pada daerah-daerah yang kurang disiplin dalam mengelola APBD, seperti keterlambatan penetapan APBD ataupun kegagalan dalam mengelola DAK. (Blog Detik.com, 17 Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya diakui di tingkat kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20.  Ada beberapa forum dalam lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri Mulyani, seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus.  SMI dengan tegas, berani mereformasi seluruh struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di kementerian keuangan dan   membuat banyak terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya keputusan menyelamatkan Bank Century (Vivanews, 5 Mei 2010).  Sri Mulyani dinilai mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia hingga mampu melampaui krisis. “Di dalam pengelolaan ekonomi, Indonesia diakui mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari sektor riil. Baik dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang relative susah dilihat, seperti masalah confident dan persepsi,” kata Sri Mulyani. “Dan diakui, penyumbang terbesar dari kemajuan itu adalah dari Kementerian Keuangan,” tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010, kalangan ekonom menilai pengunduran diri  SMI  sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia merupakan solusi terbaik di tengah tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras SMI didukung oleh para pegawainya seperti yang mereka nyatakan dalam website Dirjen Perbendaharaan (21 Mei 2010), ingin tetap melanjutkan reformasi keuanganyang telah dimulai SMI. Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base, dengan melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi dengan menggunakan based marking profiling, dan sisi governence tata kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang tidak baik dari fiskus maupun wajib pajak.
Di bidang perbendaharaan, sudah banyak reformasi yang dilakukan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan ada percepatan treasury function, pelayanan yang baik mulai dari penggunaan anggaran, pengelolaannya dan juga reportingnya

Ø  PRESTASI SRI MULYANI
Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan cadangan devisa Indonesia terus  menembus level tertingginya US$ 50 miliar.  Pada 2008 bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di Departemen Keuangan yang  dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU. Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008 juga dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair (SIIA). (Topix.com, 2 September 2008)

Ø  DUKUNGAN TERHADAP SRI MULYANI: CAPRES 2014?
Banyak dukungan diberikan kepada SMI, salah satunya pada awal Oktober 2010, Persatuan Pembangunan (PPP) memberikan sinyalemen dukungan pada pencalonan Sri Mulyani Indrawati menjadi Presiden pada 2014, mengingat SMI memiliki kemampuan, intelektual, dan kepribadian yang baik sehingga layak dipertimbangkan dan diperhitungkan semua partai politik (parpol). Ketua Umum PPP Suryadarma Ali, menyatakan, peluang Sri Mulyani untuk maju menjadi capres 2014 cukup besar. (Republika.co.id, 1 Oktober 2010). Salah satu pendukung SMI, Wimar Witoelar menyatakan “Suatu saat, SMI akan bergabung dengan kita semua, dan pada saat itu bisa katakan, bahwa yang disebutnya sebagai ongkos demokrasi mahal yang harus kita bayar, menjadi biaya investasi yang kembali dalam jumlah berlipat ganda. tugas kita kini adalah menjaga investasi agar demokrasi kita tumbuh subur dan seimbang. Masa terpenting adalah masa sekarang,”
Pada akhir November 2010, buku setebal 202 halaman yang berjudul “Mengapa Sri Mulyani” diluncurkan oleh para pendukung SMI di Jakarta. Buku tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tuduhan yang berkaitan dengan kasus Bank Century yang dialamatkan ke SMI dan Boediono tidak ada satupun yang dapat dibuktikan. “Tidak ada bukti sama sekali bahwa proses pengambilan kebijakan cacat hukum. Juga sama sekali tidak dapat dibuktikan bahwa segala langkah yang diambil dalam kebijakan itu ditujukan hanya untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu,” ungkap SMI dalam buku tersebut (Okezone.com, 27/11/2010). SMI akan menjadi kekuatan yang diperhitungkan pada 2014 kalau citra sebagai orang terdizalimi, yang terpaksa pindah kerja ke luar negeri, bisa terus dikemas dengan baik, ditambah dengan kenyataan SMI juga  terkenal  sebagai pendukung reformasi sistem keuangan dan memiliki integritas yang baik. (Antara, 7 Mei 2010). Seperti yang pernah dikatakan SMI “Saya tetap berkeyakinan bahwa memegang teguh etika dan menjaga integritas, merupakan suatu syarat yang tidak boleh dikompromikan” (MetroTV News.com, 26 November 2010)
Situs www.srimulyani.net diluncurkan di Jakarta, Kamis (30/9/2010). Meski menggunakan namanya dan sebagai ikon situs, ini bukan situs pribadi  SMI, bahkan dia tidak terlibat dalam pembuatannya. Situs publik ini dibuat Perhimpunan Pendidikan Demokrasi atau P2D sebagai media untuk memajukan etika publik.  Menurut Todung Mulya Lubis, salah satu pengurus situs, tujuan pembuatan situs untuk memberikan contoh kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga etika publik, tempat bagi prinsip utama etika publik berfungsi mencegah politik menjadi urusan personal.  Lebih lanjut Todung memaparkan, SMI layak dijadikan ikon etika publik karena ia telah dengan tegas menolak kekuasaan. Srimulyani.net diinspirasikan oleh integritas SMI yang dengan kukuh membela kepentingan publik dari rongrongan politik koruptif elite kekuasaan. “Mudah-mudahan situs ini bisa menjadi tempat pendidikan politik yang baik, bagaimana etika publik yang baik,” ungkap Ikrar Nusa Bhakti, Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI dalam kesempatan yang sama. (Kompas.com, 30 September 2010)
Selain itu dukungan terhadap SMI juga banyak dilakukan melalui dunia maya oleh para pendukungnya melalui situs-situs jejaring social seperti; facebook yang telah mencapai lebih dari 88 ribu orang, twitter dan blog-blog individu yang menyatakan bahwa mereka mempercayai integritas SMI dan mendukungnya untuk mencalonkan diri menjadi presiden pada putaran pemilihan 2014.

KESIMPULAN
Teori tentang kepemimpinan terus berkembang dan berevolusi sesuai dengan perkembangan jaman. Teori kepemimpinan dimulai dari the Great Man theory dan berevolusi sampai dengan teori kepemimpinan transformasional. Mulai dari pembahasan tentang sifat-sifat atau karakteristik khas seorang pemimpin sampai dengan situasi-situasi yang dihadapi oleh pemimpin.
Kepemimpinan yang efektif secara umum mempunyai karakteristik-karakteristik  yang dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan  pada umumnya pembahasan tentang kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif adalah dua kutub yang berbeda dan saling bertolak belakang.

0 komentar:

Post a Comment