KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
- Kepemimpinan adalah proses sekaligus atribut. Sebagai sebuah proses berfokus pada apa yang sebetulnya dilakukan pemimpin-kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan (noncoercive) untuk membentuk tujuan-tujuan grup atau organisasi, memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur grup atau organisasi.
- Berikut adalah perkembangan Teori Kepemimpinan mulai dari Great Man Theories sampai dengan kepemimpinan transformasional menurut Bolden et al. (2003):
- Great Man Theories; pemimpin adalah orang-orang yang luar biasa, lahir dengan kualitas kepemimpinan, ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
- Trait Theories; teori ini membuat daftar kata-kata sifat yang menggambarkan kualitas seorang pemimpin dan kata-kata tersebut terus bertambah, semua bersifat atribut positif.
- Behaviourist Theories; teori ini lebih fokus pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin daripada kualitasnya.
- Situational Leadership; pendekatan teori ini melihat kepemimpinan sebagai sesuatu yang spesifik terhadap suatu situasi yang sedang dihadapi.
- Contingency Theory; teori ini memperbaiki pendekatan situasional, dan fokus pada identifikasi variabel-variabel situasional kepemimpinan yang efektif yang diperkirakan paling tepat atau efektif untuk menghadapi situasi tertentu.
- Transactional Theory; pendekatan ini menekankan pada pentingnya hubungan antara pemimpin dan pengikutnya, focus pada keuntungan yang mutual buat kedua belah pihak dan berasal dari semacam kontrak diantara mereka, dimana pemimpin akan memberikan penghargaan atau pengakuan atas komitmen atau loyalitas para pengikutnya
- Transformational Theory; konsep utamanya adalah tentang perubahan dan peran pemimpin yang menetapkan dan mengarahkan visi dan memastikan bahwa kinerja organisasi berubah.
•
Karakteristik
Pribadi Pemimpin
Karakteristik Fisik :
Aktivitas
energi
|
Kepribadian :
Kesigapan
Originalitas,
kreativitas
Integritas
pribadi, etika
Percaya
diri
|
Latar belakang social :
Mobilitas
|
Karakteristik yang berhubungan dengan
kerja :
Dorongan
pencapaian, hasrat untuk mengungguli
Tanggung
jawab mengejar tujuan
Orientasi
tugas
|
Intelegensia dan Kemampuan :
Penilaian,
ketegasan
Pengetahuan
Kepandaian
berpidato
|
Karakteristik social :
Kerja
sama
Partisipasi
social
Kebersamaan
Stabilitas,
keterampilan
|
- Pemimpin Otokratik dan Demokratik
Satu
cara pendekatan pada karakteristik pemimpin adalah mempelajari pemimpin
otokratik dan demokratik. Seorang pemimpin otokratik adalah seseorang yang
cenderung untuk mensentralisasi otoritas dan mengandalkan kekuatan legitimasi,
penghargaan dan koersif. Seorang pemimpin demokratik mendelegasikan otoritas
kepada orang lain, mendorong partisipasi, dan mengandalkan kekuatan keahlian
dan referensi untuk mempengaruhi bawahan. Namun anggota kelompok tidak senang
dengan kehadiran gaya kepemimpinan otokratik dan perasaan bermusuhan seringkali
muncul.Sedangkan Kinerja kelompok yang
dipimpin oleh pemimpin demoratik hampir sama baik, dan dicirikan dengan
perasaan positif bukan permusuhan.
·
Pendekatan
Perilaku
Gaya
otokratik dan demokratik menyatakan bahwa “perilaku” pemimpin lebih menentukan
efektivitas kepemimpinan daripada ciri kepribadian. Barangkali ada pemimpin
yang dapat mengadopsi perilaku yang benar melalui pelatihan yang tepat. Fokus
penelitian baru-baru ini telah berubah dari ciri kepribadian pemimpin ke arah
perilaku yang ditampilkan oleh pemimpin yang sukses. Program penelitian penting
terhadap perilaku kepemimpinan dilakukan di Ohio state University, University
of Michigan dan University of Texas.
- Studi Ohio State
Peneliti
di Ohio State University mengamati para pemimpin untuk mempelajari ratusan
dimensi perilaku pemimpin. Mereka mengidentifikasi dua perilaku utama, yaitu
pertimbangan dan memprakarsai struktur. Pertimbangan adalah tingkat perilaku
pemimpin yang menggambarkan tingkat di mana pemimpin sensitive terhadap
bawahan,menghormati ide dan perasaan,dan membangun rasa saling percaya.
Memprakarsai struktur adalah tipe perilaku pemimpin yang menggambarkan tingkat
di mana pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan aktivitas kerja bawahan ke
arah pencapaian tujuan.
- Studi Michigan
Peneliti
Michigan menggunakan batasan pemimpin yang berpusat pada karyawan bagi pemimpin
yang membangun tujuan kinerja tinggi dan menampilkan perilaku mendukung kepada
bawahan. Pemimpin yang kurang efektif disebut pemimpin yang berpusat pada
pekerjaan; pemimpin ini cenderung menjadi kurang perhatian dengan pencapaian
tujuan dan kebutuhan manusia sehubungan dengan pemenuhan jadwal, mempertahankan
biaya rendah, dan mencapai efisiensi produksi.
v Pendekatan Kontinjensi
Pendekatan Kontinjensi adalah
sebuah model kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan
dan situasi organisasi secara spesifik.
·
Teori
Kontinjensi Fielder
Upaya ekstensif awal untuk
mengkombinasikan gaya kepemimpinan dan situasi organisasi ke dalam teori yang
komprehensif telah dibuat oleh Fielder dan kawan-kawannya. Ide dasarnya
sederhana: cocokkan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dengan situasi paling
memungkinkan untuk kesuksesannya. Dengan mendiagnosa gaya kepemimpinan dan
situasi pada organisasi, sesuatu yang benar-benar cocok dapat dirancang.
Dasar dari teori kontinjensi Fielder adalah
tingkatan gaya memimpin seorang pemimpin
mempunyai
orientasi hubungan atau mempunyai orientasi tugas.
Situasi.
Situasi kepemimpinan dapat dianalisis dalam batasan tiga elemen:
1.
Hubungan
pemimpin- anggota (leader- member relations) mengacu pada atmosfir
kelompok dan sikap anggota yang mengarah dan menerima pimpinannya.
2.
Sturuktur
tugas (task structure) mengacu pada tingkat dimana tugas yang
dilakukan kelompok didefinisikan, melibatkan prosedur spesifik, dan mempunyai
tujuan yang jelas dan eksplisit.
3.
Kekuatan
jabatan (position power) tingkat dimana pemimpin memiliki otoritas
formal terhadap bawahan. Kekuatan jabatan dikatakan tinggi ketika pemimpin mempunyai
kekuatan untuk merencanakan dan mengarahkan pekerjaan bawahan, mengevaluasi,
dan menghargai atau menghukum mereka.
·
Teori Situasional Hersey dan Blanchard
Teori situasional adalah sebuah pendekatan kontinjensi pada
kepemimpinan yang dikaitkan dengan gaya perilaku pemimpin dengan kesiapan tugas
dari bawahan.
Hal terpenting pada teor Hersey dan Blanchard adalah bahwa bawahan
bervariasi dalam tingkat kesiapannya dalam melakukan tugas. Orang dengan
kesiapan tugas yang rendah, karena mempunyai kemampuan yang terbatas dan
kurangnya pelatihan, ataupun rasa ketidaknyamanan, memerlukan gaya kepemimpinan
yang berbeda dari mereka yang tingg kesiapannya dan mempunyai kemampuan,
keterampilan, percaya diri, dan kemauan bekerja yang baik.
Model kontinjensi ini lebih mudah dimengerti dibanding model
Fiedler, tapi model ini hanya dihubungkan dengan karakteristik pengikut, bukan
dengan karakteristik situasinya.
·
Teori
Jalur-Tujuan
Teori jalur-tujuan adalah pendekatan kontinjensi pada kepemimpinan
yang menspesifikasikan bahwa tanggung jawab pemimpin adalah untuk memotivasi
bawahan dengan cara memperjelas perilaku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas dan memperoleh penghargaan.
Menurut teori jalur-tujuan (path- goal theory),
tanggung jawab pemimpin adalah meningkatkan morivasi bawahan untuk mencapai
tujuan pribadi dan organisasi.
v Kepemimpinan Baru Bagi Organisasi Pembelajar
·
Kepemimpinan
perubahan
1.
Pemimpin
Transaksional (Transactional Leaders)
Pemimpin transaksional adalah
seorang pemimpin yang mengklarifikasi persyaratan peran dan tugas bawahan,
memprakarsai struktur, memberikan penghargaan, dan memperlihatkan pertimbangan
pada bawahan. Kemampuan pemimpin transaksional untuk memuaskan bawahan dapat
meningkatkan produktivitas. Pemimpin transaksional adalah pekerja keras,
toleran, adil dan bangga dalam mempertahankan segala sesuatu berjalan dengan
lancar dan efisien. Pemimpin transaksional seringkali menitikberatkan aspek
impersonal dari kinerja, seperti rencana, jadwal, anggaran dan memiliki kepekaan
akan komitmen pada organisasi serta menyesuaikan diri dengan norma dan nilai
yang berlaku dalam organisasinya.
2.
Pemimpin
Karismatik
Pemimpin karismatik adalah
seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahan untuk
melampaui kinerja yang diharapkan, sekalipun terdapat halangan dan menuntut
pengorbanan pribadi. Pengaruh pemimpin karismatik umumnya berasal dari (1)
menyatakan visi yang mulia dari sebuah bayangan masa datang yang didambakan
karyawan, (2) membentuk sistem nilai perusahaan yang disetujui semua orang, dan
(3) mempercayai bawahan pada gilirannya memperoleh kepercayaan seutuhnya dari
bawahan. Pemimpin karismatik cenderung kurang dapat ditebak dibanding pemimpin
transaksional. Pemimpin karismatik dapat menciptakan atmosfir perubahan dan
dapat terobsesi oleh ide-ide khayalan yang memberi semangat, menstimulasi,
mendorong orang lain untuk bekerja keras dan mempunyai pengaruh emosional pada
bawahan. Pemimpin karismatik juga mempunyai rencana, memiliki visi masa depan,
mampu berkomunikasi tentang visinya kepada bawahan, serta memotivasi mereka
untuk mewujudkannya. Contoh pemimpin karismatik adalah Bunda Theresa, Martin
Luther King Jr, Adolf Hitler dan Charles Manson.
3.
Pemimpin
Transfomasional
Pemimpin transformasional
adalah seorang pemimpin yang dibedakan dalam kemampuan khususnya untuk membawa
inovasi dan perubahan yang signifikan baik terhadap pengikutnya maupun terhadap
organisasi. Pemimpin transformasional memiliki kemampuan mengarahkan perubahan
dalam misi, strategi, struktur, budaya organisasi dan mempromosikan inovasi
produk dan teknologi. Pemimpin transformasional tidak hanya mengandalkan aturan
dan insentif nyata untuk mengendalikan transaksi spesifik dengan pengikut
tetapi memfokuskan diri pada kualitas tidak nyata seperti visi, pemahaman
nilai, dan ide untuk membangun hubungan, memberi arti luas pada aktivitas yang
beragam dan menemukan dasar yang umum untuk melibatkan pengikut dalam proses
perubahan.
Memimpin
Organisasi Pembelajar
Pemimpin dalam organisasi pembelajar memiliki 3 peran berbeda
yaitu:
1.
Menciptakan
sebuah visi bersama
Visi bersama adalah gambaran dari masa depan ideal bagi organisasi,
termasuk seperti apa organisasi, hasil kinerja, dan nilai yang mendasarinya.
Sebuah visi mungkin diciptakan oleh pemimpin atau dengan partisipasi karyawan,
tapi tujuan ini harus dipahami secara luas dan tertanam dalam benak orang. Visi
mempresentasikan hasil jangka panjang yang diinginkan, namun, karyawan bebas
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang membantu mencapai visi
tersebut. Tanpa visi bersama, tindakan karyawan dapat tidak berarti karena
keputusan menjadi terfragmentasi dan membawa orang ke arah yang berbeda.
2.
Desain
Struktur
Pemimpin menetapkan struktur organisasi, termasuk kebijakan,
strategi, dan format yang mendukung organisasi pembelajar. Organisasi
pembelajar memperoleh keuntungan dari hubungan horizontal, termasuk tim, satuan
tugas, dan rapat teratur yang melibatkan karyawan lintas seksi. Struktur kerja
mengarahkan aktivitas tanpa batas, dimana orang dapat saling menjangkau antar
departemen daripada berkompetisi. Pemimpin membantu orang untuk memahami bahwa
reorganisasi terus berlanjut, dimana orang mengambil peran baru dan mempelajari
keterampilan baru. Di beberapa organisasi pembelajar, semua pekerja mempunyai
workstation bergerak karena tim secara berkesinambungan direorganisasi sesuai
kebutuhan untuk memecahkan masalah.
3.
Kepemimpinan
pembantu atau Pemimpin pembantu (servant leader)
Pemimpin pembantu adalah seorang pemimpin yang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan dan tujuan bawahan sekaligus untuk mencapai misi organisasi yang
lebih besar. Pemimpin pembantu memberikan kekuatan, ide, informasi, pengakuan,
dan penilaian untuk penyelesaian tugas. Pemimpin pembantu sungguh-sungguh
menghargai orang lain, mendorong partisipasi, berbagi kekuatan, meningkatkan
harga diri orang lain dan membebaskan kreativitas orang, komitmen penuh dan
menarik secara alami untuk belajar.
- KASUS
Ø BIOGRAFI SRI MULYANI INDRAWATI
Sri Mulyani Indrawati atau biasa disingkat SMI lahir di
Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum menjabat Menteri Keuangan,
dia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang
pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi
dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni
1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan
menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono
dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi tokoh yang hangat
diperbincangan berkaitan dengan kasus Bank Century. Di
tengah penyelidikan terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia
menunjuknya sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani
menjadi satu-satunya perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana
Bank Dunia yang membawahi 70 lebih negara. (Sumber:Berirama.com, Wikipedia)
Pendidikan:
- Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta. (1981 – 1986)
- Master of Science of Policy Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA (1988 – 1990)
- Ph.D. of Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA (1990-1992)
Ø KEPEMIMPINAN SRI MULYANI
Ø REFORMASI BIROKRASI
Reformasi birokrasi adalah salah satu hal penting yang
dijalankan oleh Sri Mulyani selama masa jabatannya di kementerian keuangan.
Saat pelantikan menteri keuangan pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan
salah satu tugas menteri keuangan yang baru adalah meneruskan reformasi
perpajakan dan bea cukai yang telah dimulai oleh SMI (Antara News.com, 20 Mei
2010). Agus Martowarjono, Menteri Keuangan penggantinya menyatakan bahwa “SMI
telah membangun landasan sistem yang kuat di Kementerian Keuangan dan lingkungannya,
dan akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh SMI”.
SMI berhasil mencatat beberapa prestasi penting di
bidang pembangunan ekonomi dan good governance. Salah satunya ialah
keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen Keuangan melalui
terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal departemen, upaya itu
sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan fiskal yang lebih baik
di masa depan. SMI juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari
pajak selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah
jumlah pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy
diyakini juga tidak terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal
bagi beberapa sektor dan komoditas yang berpotensi ekspor ataupun menyerap
tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang dihasilkan dalam rangka menjadikan
pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. SMI juga
berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan daerah melalui desentralisasi
fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat
membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi pada
daerah-daerah yang kurang disiplin dalam mengelola APBD, seperti keterlambatan
penetapan APBD ataupun kegagalan dalam mengelola DAK. (Blog Detik.com, 17
Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya diakui di tingkat
kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat nasional. Sosoknya juga
cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat besar dalam sejumlah
forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama negara berkembang,
misalnya, dalam forum G-20. Ada beberapa forum dalam lingkup G-20 yang
merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri Mulyani,
seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama SMI menyatakan bahwa
dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus. SMI
dengan tegas, berani mereformasi seluruh struktur keoorganisasian yang menjadi
inti unit kerja di kementerian keuangan dan membuat banyak
terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya
keputusan menyelamatkan Bank Century (Vivanews, 5 Mei 2010). Sri Mulyani
dinilai mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang
terbesar di dunia hingga mampu melampaui krisis. “Di dalam pengelolaan ekonomi,
Indonesia diakui mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari
sektor riil. Baik dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang
relative susah dilihat, seperti masalah confident dan persepsi,” kata
Sri Mulyani. “Dan diakui, penyumbang terbesar dari kemajuan itu adalah dari
Kementerian Keuangan,” tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010, kalangan ekonom
menilai pengunduran diri SMI sebagai Menteri Keuangan menyusul
posisi barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia merupakan solusi terbaik di
tengah tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras SMI didukung
oleh para pegawainya seperti yang mereka nyatakan dalam website Dirjen
Perbendaharaan (21 Mei 2010), ingin tetap melanjutkan reformasi
keuanganyang telah dimulai SMI. Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya,
di Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi jilid II dengan
memperbaiki system data base, dengan melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi
dengan menggunakan based marking profiling, dan sisi governence
tata kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang tidak
baik dari fiskus maupun wajib pajak.
Di bidang perbendaharaan, sudah banyak reformasi yang
dilakukan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan ada percepatan treasury
function, pelayanan yang baik mulai dari penggunaan anggaran,
pengelolaannya dan juga reportingnya,
Ø PRESTASI SRI MULYANI
Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan
terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September
2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih
sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun
2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah
Globe Asia bulan Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan cadangan
devisa Indonesia terus menembus level tertingginya US$ 50 miliar.
Pada 2008 bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes
juga menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di
Departemen Keuangan yang dinilai gigih memberantas korupsi di birokrasi,
menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU. Gelar dari Forbes ini sekaligus
melengkapi berbagai gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008 juga dinobatkan
sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of
International Affair (SIIA). (Topix.com, 2 September 2008)
Ø DUKUNGAN TERHADAP SRI MULYANI: CAPRES 2014?
Banyak dukungan diberikan kepada SMI, salah satunya
pada awal Oktober 2010, Persatuan Pembangunan (PPP) memberikan sinyalemen
dukungan pada pencalonan Sri Mulyani Indrawati menjadi Presiden pada 2014,
mengingat SMI memiliki kemampuan, intelektual, dan kepribadian yang baik
sehingga layak dipertimbangkan dan diperhitungkan semua partai politik
(parpol). Ketua Umum PPP Suryadarma Ali, menyatakan, peluang Sri Mulyani
untuk maju menjadi capres 2014 cukup besar. (Republika.co.id, 1 Oktober 2010).
Salah satu pendukung SMI, Wimar Witoelar menyatakan “Suatu saat, SMI
akan bergabung dengan kita semua, dan pada saat itu bisa katakan, bahwa yang
disebutnya sebagai ongkos demokrasi mahal yang harus kita bayar, menjadi biaya
investasi yang kembali dalam jumlah berlipat ganda. tugas kita kini adalah
menjaga investasi agar demokrasi kita tumbuh subur dan seimbang. Masa
terpenting adalah masa sekarang,”
Pada akhir November 2010, buku setebal 202 halaman
yang berjudul “Mengapa Sri Mulyani” diluncurkan oleh para pendukung SMI di
Jakarta. Buku tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tuduhan yang
berkaitan dengan kasus Bank Century yang dialamatkan ke SMI dan Boediono tidak
ada satupun yang dapat dibuktikan. “Tidak ada bukti sama sekali bahwa proses
pengambilan kebijakan cacat hukum. Juga sama sekali tidak dapat dibuktikan
bahwa segala langkah yang diambil dalam kebijakan itu ditujukan hanya untuk
menguntungkan pihak-pihak tertentu,” ungkap SMI dalam buku tersebut
(Okezone.com, 27/11/2010). SMI akan menjadi kekuatan yang diperhitungkan pada
2014 kalau citra sebagai orang terdizalimi, yang terpaksa pindah kerja ke luar
negeri, bisa terus dikemas dengan baik, ditambah dengan kenyataan SMI
juga terkenal sebagai pendukung reformasi sistem keuangan dan
memiliki integritas yang baik. (Antara, 7 Mei 2010). Seperti yang pernah
dikatakan SMI “Saya tetap berkeyakinan bahwa memegang teguh etika dan menjaga
integritas, merupakan suatu syarat yang tidak boleh dikompromikan” (MetroTV
News.com, 26 November 2010)
Situs www.srimulyani.net diluncurkan di
Jakarta, Kamis (30/9/2010). Meski menggunakan namanya dan sebagai ikon situs,
ini bukan situs pribadi SMI, bahkan dia tidak terlibat dalam
pembuatannya. Situs publik ini dibuat Perhimpunan Pendidikan Demokrasi atau P2D
sebagai media untuk memajukan etika publik. Menurut Todung Mulya Lubis,
salah satu pengurus situs, tujuan pembuatan situs untuk memberikan contoh
kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga etika publik, tempat bagi prinsip
utama etika publik berfungsi mencegah politik menjadi urusan personal.
Lebih lanjut Todung memaparkan, SMI layak dijadikan ikon etika publik
karena ia telah dengan tegas menolak kekuasaan. Srimulyani.net diinspirasikan
oleh integritas SMI yang dengan kukuh membela kepentingan publik dari
rongrongan politik koruptif elite kekuasaan. “Mudah-mudahan situs ini bisa
menjadi tempat pendidikan politik yang baik, bagaimana etika publik yang baik,”
ungkap Ikrar Nusa Bhakti, Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
atau LIPI dalam kesempatan yang sama. (Kompas.com, 30 September 2010)
Selain
itu dukungan terhadap SMI juga banyak dilakukan melalui dunia maya oleh para
pendukungnya melalui situs-situs jejaring social seperti; facebook yang telah
mencapai lebih dari 88 ribu orang, twitter dan blog-blog individu yang
menyatakan bahwa mereka mempercayai integritas SMI dan mendukungnya untuk
mencalonkan diri menjadi presiden pada putaran pemilihan 2014.
KESIMPULAN
Teori tentang kepemimpinan terus berkembang dan
berevolusi sesuai dengan perkembangan jaman. Teori kepemimpinan dimulai dari
the Great Man theory dan berevolusi sampai dengan teori kepemimpinan
transformasional. Mulai dari pembahasan tentang sifat-sifat atau karakteristik
khas seorang pemimpin sampai dengan situasi-situasi yang dihadapi oleh
pemimpin.
Kepemimpinan yang efektif secara umum mempunyai
karakteristik-karakteristik yang dapat dikelompokkan dan
diidentifikasikan, dan pada umumnya pembahasan tentang kepemimpinan yang
efektif dan tidak efektif adalah dua kutub yang berbeda dan saling bertolak
belakang.
0 komentar:
Post a Comment