Komunikasi Pemasaran: Mie Instan (Indomie)



Komunikasi Pemasaran: Mie Instan (Indomie)

BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang
Perubahan gaya hidup acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusinasi. Bahkan kian hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut.

Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IKLAN
Otto Klepper, seorang ahli periklanan terkenal merupakan orang yang berjasa besar dalam meruntut asal muasal istilah Advertising. Dalam bukunya berjudul Advertising Procedure, dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Jadi pengertian seperti ini sebenarnya tidak ada ubahnya dnegan pengertian komunikasi sebagaimana halnya dalam ilmu komunikasi.Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebvutan yang berbeda-beda.Di Amerika sebgaimana halnya di Inggris, disebut dengan adbvertising.Sementara di Perenacias disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang.
            Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disenbut dengan istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan Perancis (reclame).Namun, sebutan kata iklan lebih sering digunakan diabnding dngena istilah advertensi dan reklame.
Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian.Ada yang mengartikan dalam sudut padng komunikasi, murni periklanan, pemasaran dan ada pula yang memaknaia dalam perspektif psikologi.Kesemua definisi tersebut membawa konsekuensi arah yang berbeda-beda.Bila dalam perspektif komunikasi cenderung menekankan sbegai prosespenyampaian pesan dari komunikator lkepada komunikan.Dalam perspektif iklan cenderung menenkankan pada aspek penyampaian pesan yang kreatif dan persuasive yang disampaiakn melalui media khusus.Perspektif pemasaran lebih menekankan pemaknaan iklan sebagai alat pemasaran yaitu menjual produk.Sementara dalam perspektif psikologi lebih menenkanaknaaspek persuasive pesan.
              Beberapa padnangan tentang penegertian iklan telah dituliskan , msial Dunn dan Barban bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaiaka lewat media dengan membayar ruang yang dipakainyua untujk menyampaiakn pesan yang bersifat membujuk (persuasive) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial maupun pribadi yang berkepentingan.
               Menurut Klepper, iklan berasal dari bahas Latin, ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Tampaknya pengertian semacam ini sama halnya dengan pengertian komunikasi. Pengertian tersebut masih bermakna umum, tidak jauh berbeda dengan apa yang dituliskan oleh Wright. (dalamhttp://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/43001-4-290156815880.doc )

              Adapun definisi iklan yang didapat darihttp://www.scribd.com/doc/39396750/Definisi-iklan menjelaskan bahwa
1. Iklan adalah:
  • Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yg ditawarkan
  • pemberitahuan kpd khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum (Kamus besar bahasa Indonesia)
2. Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah 'menggiring orang pada gagasan'. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah "semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu..." Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

PENGERTIAN IKLAN DAN PERIKLANAN
2.1.1.                Iklan
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2008: 244) Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menebarkan pesan, entah untuk membangun preferensi merek atau untuk mendidik orang.
Sedangkan menurut Liliweri (2011) iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu. Menurut Arif Rahman (2010: 221) iklan adalah proses yang mengeluarkan biaya, pada tingkat dan bentuk tertentu biayanya bisa sangat besar.
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, pengeksposan langsung, reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee, 2007).
            Kotler dan Keller (2007) menyatakan, pada hakikatnya dengan menggunakan iklan kita dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk, agak jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan penjualan. Ada lima keputusan yang harus diambil berdasarkan 5 M yang dianut dalam dunia periklanan :
1.      Mission (Misi)
            Memberi informasi, Mengajak, Mengingatkan Mendorong terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk  Sebelum membuat iklan, perusahaan akan menetapkan misi mereka terlebih dahulu. Apakah iklan tersebut memiliki tujuan tertentu. Misalnya iklan sabun Lifebuoy dimana dengan membeli sabun lifebuoy dapat membantu anak –anak yang kurang mampu untuk bersekolah atau mengkampanyekan penghematan air, seperti iklan Molto Pewangi Sekali bilas. Disini konsumen tidak hanya membeli sebuah produk tetapi dapat beramal dengan cara yang mudah.
2.      Message (Pesan)
            Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata – kata maupun gambar. Iklan juga merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada pembeli seperti apa produk tersebut. Dan untuk perusahaan harus pintar – pintar menyelipkan pesan tentang produk tersebut. Misalnya, iklan Susu Anlene mereka menyelipkan pesan bila mengkonsumsi Susu Anlene maka konsumen akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
3.      Media
            Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya. Media merupakan sarana terbaik menyalurkan iklan. Dimana dapat dilakukan dengan media elektronik seperti radio dan televise, atau media cetak seperti koran dan majalah. Tetapi, saat ini media yang digunakan beragam. Misal, denagn menggunakan baleho yang dipasang di tempat yang strategis. Serta bus – bus dengan iklan – iklan yang tertempel rapi di badan kendaraan – kendaraan tersebut.

4.      Money (Pendanaan)
            Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di tiap-tiap fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan. Anggaran ini harus juga memperhitungkan tagihan yang harus dibayar oleh perusahaan atas ongkos pembuatan iklan tersebut dan biaya-biaya lain. Untuk membuat iklan yang menarik dan informatif, tentu akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Iklan tersebut haruslah menarik dengan musik pengiring yang mampu diingat oleh calon pembeli, endorser yang dapat mewakili image produk, setting yang memukaudan hal-hal pendukung lainnya. Namun iklan terbaik bukanlah iklan dengan biaya besar, tetapi iklan yang dapat mewakili perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada calon pembeli.
4.      Measurement ( Tolak Ukur )
            Kampanye iklan suatu produk membutuhkan premeasuremen dan postmeasurement. Pengukuran setelah kampanye selesai bertujuan untuk menghitung dampak dari kampanye iklan tersebut terhadap komunikasi dan jangka penjualan.
            Ukuran yang dimaksud disini adalah tolak ukur yang didapat setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan tersebut atau malah memperburuk image brand produk tersebut. Hal tersebut nantinya akan dilihat dari kesuksesan penjualan produk dan tanggapan masyarakat mengenai produk berkaitan dengan iklan yang telah ditayangkan.

§  Menentukan Tujuan Iklan
Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan (atau sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh para audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau memperkuat.
ü  Iklan informatif, dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau produk baru yang sudah ada.
ü  Iklan persuasif, dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, referensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.
ü  Iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
ü  Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

§  Mengembangkan Kampanye Iklan
Dalam merancang dan mengevaluasi sebuah kampanye iklan, penting unuk membedakan strategi pesan atau menentukan posisi dari sebuah iklan (apa yang diupayakan untuk disampaikan oleh iklan tentang merek) dari strategi kreatifnya (bagaimana iklan mengekspresikan tuntutan merek).
ü  Melahirkan dan mengevaluasi pesan
Sebuah iklan yang baik biasanya berfokus pada satu atau dua proporsisi penjualan inti. Sebagai bagian dari peningkatan pemosisian merek, pengiklan harus melakukan riset pemasaran untuk menetapkan daya tarik yang efektif, para pengiklan harus melakukan riset pemasaran untuk menetapkan daya tarik mana yang berfungsi paling baik pada audiens sasaran. Setiap medium iklan memeliki keuntungan dan kerugian khusus.
1.      Iklan Televisi.
Pada umumnya televisi diakui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spektrum konsumen. Jangkauan yang luas berarti biaya rendah per paparan. Dari perspektif pembangunan merek, iklan TV memiliki dua kekuatan sangat penting. Pertama, ia dapat menjadi sarana efektif yang menunjukan sarana yang mendorong untuk secara langsung atribut-atribut produk dan menjelaskan secara persuasif manfaat-manfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. Kedua, iklan TV juga dapat menjadi sarana yang mendorong untuk secara dramatis memotret pengguna, dan gambaran penggunaan, kepribadian merek, dan hal-hal tak berwujud lainnya dari merek tersebut.
2.      Iklan Cetak
Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan media siar. Karena sifat mereka sendiri yang berjarak, majalah dan surat kadar dapat memberikan banyak informasi produk yang sangat rinci dan dapat juga secara efektif mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan
3.      Iklan Radio
Keuntungan radio adalah kelenturan stasiun-stasiun sangat ditargetkan, iklannya relatif murah untuk diproduksi dan dipasang, dan penutupan yang singkat memungkinkan tanggapan yang cepat.
Dengan adanya iklan barang atau jasa yang dijual dapat diketahui oleh masyarakat. Iklan 3 (baca: Tri) dapat kita ketahui sangat sering di televisi sehingga calon konsumen mengerti tentang seluruh produk 3 (baca: Tri) tersebut. Banyaknya iklan berdampak kepada semakin banyaknya minat beli konsumen itu sendiri.
BAB III
Pembahasan
3.1.Strategi Pemasaran PT Indofood
3.1.1.       Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan
Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada PT. Indofood Sukses Makmur, TBK.Dalam bauran pemasaran dikenal dengan produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan.
Kegiatan promosi harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikan untuk mengembangkan laju perusahaan. Promosi yang tidak terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas.Dengan demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan tumbuh perusahaan.
3.1.2.      Saluran Distribusi
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen. Para produsen berhak menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya.Penelitian tersebut untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan langganan (Kotler, 2006). Ada beberapa alternatif yang mungkin dipilih           penjual dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu :
(1) manufaktur → konsumen,
(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,
(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen dan
(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen
3.1.3.      Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran
Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan consumen di Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional yang kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual produknya kepada masyarakat dengan cara :
1.      penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan sendiri yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
2.      penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia. Dilakukan lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke konsumen akhir, dan
3.      lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.
3.1.4.      Strategi Pemasaran
Dominasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk begitu kuat walaupun sudah terjadi pergeseran.Tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pasar mie instan, tahun lalu menurun menjadi 75%.Sisanya yang 25% dikeroyok merk mie instan lainnya.Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul produk-produk baru, seperti mie sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings yang diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.
Ketatnya persaingan produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT Indofood.Sumber yang tidak mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini penguasaan Indofood terhadap pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%. Meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun divisi mie instan tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp4,5 triliun dibanding Rp4,2 triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu antara lain dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini divisi mi instan tetap dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar bungkus.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.



3.2.Strategi Indomie Merajai Pasar Mie Instant
Perubahan gaya hidup  acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi.Bahkan kian hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut.Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus. Selain Supermi, Sarimi, dan Sakura, Indomie merupakan merek andalan Indofood. Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% , dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008,  Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND).
Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
a).    Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
b).    Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
c).     Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
Sekarang mari kita tinjau dari sisi produk, harga, distribusi, dan promosi yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. terhadap Indomie.


3.2.1.       Product (Produk)
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram (Anonim, 2008). Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.
3.2.2.      Price (Harga)
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 900,- ( Anonim, 2008).
3.2.3.       Place (Tempat)
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan.Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran.Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)
3.2.4.       Promotion
Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehinggga menciptakan permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat mengkomunikasikan produknya dengan efektif, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu pasar sasarannya (target market) dan mengkombinasikan dengan alat promosi seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan tenaga penjual sedemian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk perusahaan dan tertarik untuk membeli produk tersebut (Payne, 2000).
1.      Tagline   : Indomie Seleraku
2.      Iklan      : billboard, iklan TV, sponsor acara
3.      Event      : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
4.      Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pangsa pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar.Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi.Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non artis seperti remaja/pelajar.Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam ”edukasi” mengenai Indomie.
Di Yogyakarta, terdapat banyak sekali warung yang menyediakan menu mie instan (disebut Burjo). Untuk membangun relationship dengan Burjo (meskipun tidak semua Burjo), agen-agen Indofood menyalurkan langsung Indomie kepada Burjo. Selain itu untuk memelihara eksistensinya, Indomie juga beriklan dengan cara membuatkan spanduk bertema Indomie yang berisikan nama Burjo (shop sign). Sehingga pada benak konsumen tertanam bahwa Burjo hanya menjual produk Indomie.Hal ini juga merupakan bagian dari marketing mix Indomie.

3.3. Pasang Surut PT. Indofood Dalam Memasarkan Produk
Enam tahun lalu, Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar mie instant Indonesia. Bayangkan, ketika itu Indofood menguasai sekitar 90% pangsa pasar! Sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang ”tiba-tiba” ketat ini menyebabkan Indofood kehilangan pangsanya. Market share yang mencapai 90% itu pelan-pelan tergerogoti sehingga sekarang tinggal 70%. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru.Sehingga di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood – karena besarnya – tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total. Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit” dari tidurnya. Raksasa mie instant ini mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market share yang direbut kompetitor.
Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5 Gratis 1” dalam rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis, ”terjebak permainan challenger”–kesalahan yang sering dilakukan oleh big brands.
Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang di-endorse oleh Luna Maya.
Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi di kalangan remaja.
Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja membantah agresivitas Indofood sebagai reaksi atau jawaban atas gencarnya program pemasaran kompetitor. ”Kami tidak melihat kompetitor sebagai musuh.Kami melihat kompetitor sebagai teman dalam usaha membesarkan pasar mi instant.Masing-masing juga punya satu kesempatan untuk berinovasi,” kata Taufik diplomatis.
Agresivitas Indofood belakangan ini juga menjadi pembicaraan seru di komunitas Mix-MarketingClub.Ada yang mengapresiasi, ada yang menilai negatif, ada pula yang membandingkannya dengan action kompetitor.Seorang marketer yang enggan mengungkapkan jati dirinya menilai brand concept Mie Sedaap lebih baik. Iklan Mie Sedaap versi Titi Kamal yang menawarkan pesan ”mie yang bergizi,” katanya, jauh lebih cerdas dan berkonsep. “Anda bisa bayangkan bagaimana kalau ternyata iklan tersebut mampu mengubah image bahwa makan mie tidak sehat menjadi positive image.Hanya dengan menambahkan kata ‘bervitamin dan bergizi’,” urai BrandMaker, demikian peserta milis itu menyamarkan jati dirinya.
Padahal, lanjutnya, Indomie juga pernah mengusung tema kampanye ”bergizi” seperti yang dilakukan Mie Sedaap saat ini. Tapi Indomie tidak me-maintain kampanye itu. BrandMaker mengkhawatirkan kemiripan target market—yang dipresentasikan oleh talent iklan Supermi, Pop Mie—akan menyebabkan terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.
Sementara itu, Harris Pranata Wijaya, pemasar yang turut berkomentar di milis, beranggapan bahwa langkah Indofood mengepung Mie Sedaap sangat tepat.Menurutnya, Indofood memiliki kelebihan dibanding Mie Sedaap dalam hal brand portfolio.Indofood memiliki tiga brand utama, yaitu Indomie, Supermi, dan Sarimi. Pop Mie tidak diitung karena konsepnya berbeda. Sementara WingFood, hanya memiliki satu brand, Mie Sedaap.
Harris melihat brand portfolio Indofood dibuat bukan berdasar segmentasi target market, melainkan berdasarkan segmentasi selera dan harga yang diwujudkan dalam varian rasa. ”Kanibalisasi pasti akan terjadi. Tapi hasilnya Indofood tetap akan unggul. Setidaknya, market share-nya tidak akan turun lagi, malah mungkin akan meningkat,” ujar Harris memprediksi.
Kekhawatiran Indofood terhadap para pesaingnya sangat dimaklumi. Menurut catatan MIX, pada 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar Indofood mulai goyah.Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%–25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya.Kini pangsa pasar Indofood tinggal 70%.
Menurut pemantauan MIX di sebuah minimarket di kawasan Depok, Jawa Barat, Indomie merupakan produk mi instan paling laris (terjual 4-6 karton per hari), diikuti oleh Mie Sedaap (2-4 karton per hari), Supermi (1 karton), Kare (1 karton), Sarimi (½ karton), dan Pop Mie (20 pieces per hari). Sedangkan produk baru Supermi GoSo, GoBang, dan GoKar pada masa penetrasi ini terjual 2 karton sehari. ”Di antara merek-merek tersebut, hanya Mie Kare yang sampai sekarang masih melakukan promosi ”beli 10 dapat 1 mangkuk,” tutur Haidir, karyawan bagian merchandising minimarket yang dalam sehari dikunjungi sekitar 500 orang ini. Indofood memang layak khawatir karena agresivitas pemasaran Mie Sedaap sangat gencar. Tidak hanya di above the line, di tataran trade marketing pun Mie Sedaap begitu intense. Ronald Sipahutar, moderator milis Marketing Club, mengamati Mie Sedaap agresif mengakuisisi warung-warung Indomie siap saji. Sejatinya, Warung Indomie adalah salah satu channel Indofood yang dibangun dan dikembangkan sekian lama. Indofood mengajarkan para pengelola warung membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan spanduk, sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie di sana. ”Saat masih tinggal di Jogja, saya masih menemukan warung-warung dengan sisa spanduk yang kumuh bertuliskan ‘Warung Indomie.Dan saat saya berbicara dengan pemilik warung, dengan bangganya mereka mengatakan betapa bagusnya support Indomie saat itu,” tutur Ronald.Namun ketika Ronald menyambangi kembali Warung Indomie langganannya, dia melihat warung tersebut juga mulai menjual Mie Sedaap—walaupun, hanya beberapa bungkus.”Saya juga melihat spanduk biru yang bututnya sudah diganti dengan spanduk Warung Sedaap yang bagus dan kinclong.Menurut pedagangnya, laku tidak laku Mie Sedaap-nya, dia diberikan insentif Rp 50 ribu per bulan,” ungkap Ronald mulai menangkap gejala sebuah aktivitas akuisisi sedang berlangsung.”Semoga kali ini Indomie tidak tutup mata dan terlambat bertindak.Kecepatan beraksi dan ketepatan bertindak adalah cara jitu memukul market leader,” ucap Ronald mengingatkan.

3.4.Strategi Pemasaran Yang Paling Efektif Digunakan Dalam Memasarkan Produk Indomie Menurut Penulis.
Menurut penulis strategi pemasaran yang paling efektif dalam memasarkan produk indomie adalah dengan cara berikut, seperti: Iklan, Event, Pembuatan Shop Sign.
3.4.1.      Iklan
Iklan adalah setiap bentu komunikasi  nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang di bayar oleh satu ponsor yang diketahui.Untuk iklan banyak sekali yang sudah dijalankan dan malah dengan iklan itulah yang membuat semua orang tahu ternyata ada produk baru, ternyata, muraah, ternyata indomie dan lain sebagainya.Iklan ini biasanya di pasang di meddia cetak, media elektronik, billboard, iklan di TV, sebagai sponsor acara, dan iklan lebih terbaru sekarang yaitu gencarnya pemasangan iklan di media internet. Dengan menggunakan iklan ini semua khalayak akan tahu dan dengan cepat menyebar kemana-mana apalagi dengan televisi dan media internet yang begitu gencar saat ini. Strategi pemasaran melalui iklan ini akan selalu tetap di adopsi dan di pertahankan  oleh PT. Indofood karena merupakan satu-satunya strategi yang paling laris dan menyeluruh.
Gambar diatas salah contoh iklan yaitu billboard
3.4.2.      Event
Event adalah kegitan yang dilakukan  dengan melakuakan roadshow atau membuat acara-acara meriah di suau wilayah ataupun tempat. Dengan melakukan kegiatan event ini kita selaku produsen dan masyarakat sebagai konsumen serasa lebih dekat dengan perusahaan ataupun produk yang ditawarkan.Event juga bertujuan  menawarkan dan mempromosi malah menjual produk yang di tawarkan. Biasanya event ini menghadirkan orang-orang terkenal dan berpengaruh atau juga publik figur seperti artis, motivator dan lain sebagainya sebagai daya tarik dari acara tersebut.
           Salah satu dari kegiatan event yaitu seperti : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh event
3.4.3.      Pembuatan shop sign
Pembuatan shop sign ini adalah membuat pesan-pesan yang menarik tentang produk yang kita tawarkan berupa spanduk dan itu kita beri secra cuma-Cuma dan gratis kepada pihak warung dan kedai-kedai yang berada di seluruh penjuru negeri indonesia dengan juga menampilkan nama toko,kedai dan warung serta pemiliknya, namun dengan pihak warung atau kedai juga harus bekersama dengan pihak produsen dalam hal memasarkan  produk yang ingin di pasarkan.Dalam hal ini kedua belah pihak saling mendapat keuntungan dan sampai saat ini startegi pemasaran ini masih digunakan dan berjalan lancar sampai saat ini.
           Salah sato contuhnya pemasarannya yaitu seperti : (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)
Itulah strategi yang paling efektif yang dapat dijalankan oleh pihak PT. Indofood dan sampai saat ini strategi ini masih digunakan dan penulis juga sependapat dengan  apa yang dilakukan oleh pihak PT. Indofood.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh dari pembuatan shop sign




BAB III
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya, kelompok kami menyimpulkan bahwa strategi iklan Indomie yang diterapkan sangat baik, ini terbukti dengan konsumen dengan mudah  mengingat Jingle Indomie dan tagline produk Indomie tersebut. Iklan Indomie yg dikemas dalam budaya nusantara Indonesia menjadikan produk Indomie menjadi produk bersama dari Sabang sampai Merauke.
Dengan keberhasilan ini menjadikan Indomie menjadi market leader di pasar Mie Instan walaupun kedudukan Indomie masih  diganggu oleh produk Mie Sedaap. Tetapi untuk saat ini, Indomie masih yang terbaik dalam persaingan produk Mie Instan.
Saran
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Indomie harus meningkatkan kewaspadaan kepada produksi mie lain dengan melakukan promosi yang sangat agresif,  harus melakukan gebrakan yang sangat luar biasa, ditambah keunggulan-keunggulan lain, menentukan kualitas produk, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing atau tidak. Melakukan  riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie.

0 komentar:

Post a Comment