Teori Mikro Ekonomi
BAB 15
INVESTASI, WAKTU, dan PASAR MODAL
Dalam bab 14, kita telah
melihat bahwa, dalam pasar bersaing perusahaan-perusahaan memustukan berapa
banyak harus dibeli setiap bulan dengan membandingkan produk penerimaan
marjinal masing-masing faktor dengan biayanya. Keputusan semua perusahaan
menentukan permintaan pasar untuk masing-masing faktor, dan harga pasar adalah
harga yang menyamakan jumlah yang diminta dengan jumlah yang ditawarkan. Untuk
masukan-masukan faktor, seperti tenaga kerja dan bahan baku, gambaran inisudah
lumayan lengkap, tetapi tidak demikian halnya untuk modal. Alasannya ialah
bahwa modal adalah sesuatu yang tahan lama: faktor ini dapat berlangsung lama
dan member sumbangan bagi produksi selama bertahun-tahun setelah dibeli.
Kadang-kadang,
perusahaan-perusahaan menyewa modal sama seperti merekrut pekerja. Contohnya,
suatu perusahaan mungkin menyewa ruang kantor dengan biaya bulanan, sebagaimana
perusahaanitu juga merekrut pekerja dengan upah bulanan. Tetapi, lebih sering
pengeluaran modal melibatkan pembelian pabrik dan peralatan yang diharapkan
akan bertahan selama bertahun-tahun. Ini memasukkan unsur waktu. Apabila suatu
perusahaan memutuskan apakah akan membangun pabrik atau membeli mesin,
perusahaan itu harus membandingkan pegeluaran yang harus dilakukannya sekarang
dengan laba tambahan yang akan dihasilkan modal baru tersebut pada masa
mendatang. Untuk membuat perbandingan ini, perusahaan harus menjawab pertanyaan
berikut: berapa besar nilai laba pada masa mendatanguntuk saat ini? Masalah ini
tidak timbul ketika merekrut tenaga kerja atau membeli bahan baku. Untuk
membuat pilihan-pilihan itu, perusahaan tersebut haya perlu membandingkan
pengeluarannya sekarang untuk faktor tersebut-misalnya, upah atau harga
baja-dengan produk penerimaan marjinal sekarang faktor.
15.1 Stock versus Arus
Kepemilikan modal suatu
perusahaan diukur sebagai saham, tetapi masukan tenaga kerja dan bahan baku
adalah arus. Saham modalnya memungkinkan suatu perussahaan memperoleh aliran
laba dari waktu ke waktu.
Modal
diukur sebagai stock (persediaan) yaitu jumlah pabrik dan peralatanyang
dimiliki perusahaan. Contohnya, jika suatu perusahaan memiliki pabrik mesin
listrik dengan nilai $10 juta, kita mengatakan bahwa perusahaan itu mempunyai
stok modal dengan nilai $10 juta. Di pihak lain masukkan tenaga kerja dan bahan
baku diukur sebagai arus (flow) demikian pula keluaran perusahaan tersebut.
Contohnya, perusahaan yang sama ini mungkin menggunakan 20.000 jam tenaga kerja
dan 50.000 pon tembaga/perbulan untuk memproduksi 8.000 mesin
listrik/perbulan.(Pilihan unit bulanan bukan keharusan, kita juga dapat
menyatakan jumlah ini dalam mingguan atau tahunan. Contohnya, 240.000 jam
tenaga kerja/pertahun, 600.000 pon tembaga pertahun, dan 96.000 mesin
pertahun.)
15.2 Nilai Diskonto Sekarang
Apabila suatu perusahaan
melakukan investasi modal, perusahaan itu membelanjakan uang sekarang guna
memperoleh laba masa datang. Untuk memutuskan apakah investasi itu bernilai,
perusahaan tersebut harus menentukan nilai sekarang laba masa mendatang dengan
melakukan diskonto terhadapnya. Nilai diskonto sekarang (PDV) dari $1 yang
dibayarkan setahun dari sekarang adalah $1/(11R), dimana R adalah suku bunga.
PDV dari $1 yang dibayarkan n tahun dari sekarang adalah $1/(11R). Kita dapat
meringkasnya sebagai berikut:
·
PDV dari $1 yang dibayar setelah 1
tahun = $1
(1+R)
·
PDV dari $1 yang dibayar setelah 2 tahun = $1
(1+R)²
·
PDV dari $1 yang dibayar setelah 3 tahun
= $1
(1+R)³
·
PDV dari $1 yang dibayar
setelah n tahun = $1
(1+R)n
15.3 Nilai Obligasi
Obligasi adalah suatu
kontrak dimana seseorang peminjam setuju membayar kepada pemegang obligasi
(pemberi pinjaman) suatu arus uang. Misalnya obligasi korporat (obligasi yang
diterbitkan perusahaan tbk). Nilai
obligasi tersebut adalah PDV dari aliran itu. Hasil efektif suatu obligasi adalah
tingkat suku bunga yang menyamakan nilai tersebut dengan harga pasar obligasi
tadi. Hasil obligasi berbeda-beda karena perbedaan dalam resiko dan jangka
waktu jatuh tempo.
Perpetuitas
adalah obligasi yang membayarkan uang dalam jumlah tetap setiap tahun,
selamanya. Untungnya, tidak perlu menghitung dan mmenjumlahkan semua faktor ini
untuk mencari nilai perpetuitas ini. Penjumlahannya dapat dinyatakan dalam
bentuk rumus sederhana
sederhana.
PDV=$100/R
15.4 Kriteria Nilai Bersih Sekarang
untuk Keputusan Investasi Modal
Salah satu keputusan yang
paling umum dan terpenting yang ambil perusahaan-perusahaan adalah berinvestasi
dalam modal baru. Jutaan dollar mungkin diinvestasikan dalam suatu pabrik atau
mesin yang akan berlangsung dan memengaruhi laba selama bertahun-tahun. Arus
kas masa mendatang yang akan dihasilkan investasi tersebut sering tidak pasti.
Dan, begitu pabrik tersebut selesai dibangun, perusahaan tadi biasanya tidak
dapat membongkarnya dan menjualnya lagi untuk menutupi investasinya uang
tersebut menjadi biaya hangus.
Perusahaan
itu seharusnya menghitung nilai sekarang dari arus kas masa mendatang yang
diharapkan akan diperolehnya dari investasi tersebut, dan membandingkannya
dengan biaya investasi tadi. Metode ini disebut sebagai kriteria nilai bersih sekarang (net persent value-NPV).
Kriteria NPV: Lakukan investasi bila
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan pada masa mendatang dari suatu
rencana investasi ternyata lebih besar daripada biaya investasinya.
Perusahaan-perusahaan
dapat memutuskan apakah melaksanakan suatu investasi modal dengan menerapkan
kriteria nilai neto sekarang (NPV): berinvestasi jika nilai sekarang perkiraan
arus kas pada masa mendatang dari suatu investasi ternyata lebih besar daripda
biaya ivestasinya.
Menentukan
tingkat diskonto, berapa tingkat diskonto yang seharusnya dipakai perusahaan
tersebut? Jawabannya bergantung pada cara-cara alternatif bagaimana perusahaan
itu dapat menggunakan uangnya. Misalnya, alih-alih investasi dapat ini mungkin
perusahaan itu dapat berinvestasi dalam jenis modal lain yang menghasilkan
aliran laba yang berbeda. Atau perusahaan itu dapat juga berinvestasi dalam
obligasi yang menghasilkan pengembalian yang berbeda. Akibatnya, kita dapat menganggap
R sebagai biaya peluang modal (opportunity cost of capital) perusahaan
tersebut. Seandainya tidak berinvestasi dalam proyek ini, perusahaan tersebut
dapat saja memperoleh suatu pengembalian dengan
berinvestasi dalam sesuatu yang lain. Karena itu, nilai yang tepat untuk
R adalah pengembalian yang mestinya
dapat diperoleh perusahaan tersebut dari investasi yang “mirip”. Biaya peluang
modal (opportunity cost of capital) adalah tingkat pengembalian yang dapat diperoleh
seseorangdengan berinvestasi dalam proyek lain dengan risiko yang mirip.
Perusahaan-perusahaan
dapat memutuskan apakah melaksanakan suatu investasi modal dengan menerapkan
kriiteria nilai neto sekarang (NPV): Berinvestasi jika nilai sekarang perkiraan
arus kas pada masa mendatang dari suatu investasi ternayata lebih besar
daripada biaya investasi serupa. Tingkat diskonto yang dipakai suatu perusahaan
untuk menghitung NPV suatu investasi seharusnya adalah biaya kesempatan
modalnya yaitu, pengembalian yang dapat diperoleh perusahaan tersebut dari
suatu investasi serupa. Pada saat mengitung NPV, jika aruskas berada dalam
bentuk nominal (yaitu termasuk inflasi) tingkat diskontonya seharusnya juga
adalah nominal;jika arus kasnya berada dalam bentuk riil (yaitu, nilai neto
dari inflasi), tingkat diskonto riil seharusnya digunakan.
Penyesuaian terhadap
risiko dapat dilakukan dengan menambahkan suatu premi risiko pada tingkat
diskontonya. Namun, premi risiko tersebut seharusnya hanya mencerminkan risiko
yang tidak dapat didivesifikasi.
Konsumen menghadapi
pilihan investasi sebagaimana halnya perusahaan dimana untuk menentukannya
dibutuhkan analisis keuangan. Ketika harus memutuskan untuk berinvestasi pada
peralatan seperti membeli barang tahan lama seperti mobil atau peralatan lain,
konsumen harus menghitung Nilai Bersih Sekarang(NPV)untuk biaya operasional
mendatang.
Investasi pada sumber daya
manusia-pengetahuan, keterampilan dan pengalaman menjadi lebih produktif dan
karenanya menjadi penghasilan lebih tinggi dimasa mendatang - dapat dievaluasi dengan cara yang sama untuk
investasi fisik lainnya. Investasi melalui jenjang pendidikan tinggi, sebagai
contoh menjadi untung secara ekonomis jika NPV dari penghasilan dimasa
mendatang melebihi NPV dari biaya yang dikeluarkan.
Sumber daya yang dpaat
habis dalam tanah adalah bagaikan uang dalam bank dan harus memberikan
pengembalian yang sebanding. Karena itu, jika pasarnya bersaing karna kurang
biaya pengabilan marjinal akan bertambah sesuai dengan tingkat suku bunga.
Perbedaan antara harga dan biaya marjinal disebut biaya pengguna ini adalah
biaya kesempatan dengan menghabiskan satu unit sumber daya tersebut.
Tingkat suku bunga pasar
ditentukan penawaran dan permintaan dana yang dapat dipinjamkan. Rumah tangga
menawarkan dana sehingga mereka dapat mengkonsumsi lebih banyak pada masa
mendatang. Rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah membutuhkan dana. Perubahan
dalam permintaan atau penawaran mengakibatkan perubahan dalam tingkat suku
bunga.
BAB
16 EKUILIBRIUM UMUM dan EFISIEN EKONOMI
Kondisi dalam satu pasar dapat mempengaruhi harga dan output dalam pasar
lainnya baik karna suatu barang merupakan input untuk produksi barang lainnya
maupun karena kedua barang tersebut dapat saling mengganti atau saling
melengkapi. Dalam bab ini, kita melihat bagaimana analisis ekulibrium umum
dapat digunakan untuk memperhitungkan hubungan-hubungan timbal-balik ini.
16.1 ANALISIS EKULIBRIUM UMUM
Ketika menentukan harga dan jumlah ekuilibrium dalam suatu pasar, kita
mengandaikan bahwa aktifitas dalam suatu pasar mempunyai sedikit atau sama
sekali tidak ada pengaruh terhadap pasar-pasar lainnya. Analisis ekuilibrium
parsial (partial equlibrium analysis) pasar mengasumsikan bahwa pasar-pasar terkait tidak akan terpengaruh, sudah cukup untuk memahami
perilaku pasar. Namun, hubungan timbal-balik pasar dapat berperan penting.
Penentuan harga dan jumlah equilibrium dalam suatu pasar tanpa bergantung pada
pengaruh-pengaruh dari pasar lainnya. Berbeda dari analisis ekuilibirium
parsial, Analisis ekuilibrium umum (general equilibrium analysis) membahas
seluruh pasar secara bersamaan, dengan memperhitungkan pengaruh umpan balik
pasar-pasar lainnya terhadap pasar yang sedang dipelajari.Pengaruh umpan balik
adalah penyesuaian harga dan jumlah dalam suatu pasar yang disebabkan oleh
penyesuaian harga dan jumlah dalam pasar-pasar yang masih terkait.
Dua Pasar yang Saling Bergantung-Bergerak ke Arah
Ekuilibrium Umum
Dua barang akan saling menggantikan jika kenaikan harga yang satu
mengakibatkan kenaikan jumlah yang diminta untuk lainnya. Contoh pasar yang
bersaing untuk penyewaan DVD dan tiket bioskop. Kedua pasar tersebut saling
terkait dengan erat karena kemilikan pesawat DVD dimana-mana telah memberikan
kepada sebagian besar konsumen pilihan untuk menonton film dirumah dan juga
bioskop, perubahan dalam kebijakan harga yang mempengaruhi satu pasar mungkin
akan mempengaruhi pasar lain, yang pada gilirannya menyebabkan pengaruh timbal
balik dalam pasar pertama. Andaikala pemerintah mengenakan pajak untuk setiap
tiket film yang dibeli. Pengaruh pajak ini ditentukan berdasarkan
ekuilibrium parsial dengan menggeser kurva penawaran untuk film keatas.Hal ini
terjadi sejauh kita melakukan analisis ekuilibrium parsial. Tetapi, kita dapat
melangkah lebih jauh lagi dengan analisis ekulibrium umum dengan melakukan
2hal: (1) melihat pengaruh pajak film terhadap pasar DVD, dan (2) melihat
apakah ada pengaruh pajak film terhadap pasar DVD terhadap pasar film.
Pencapaian Ekuilibrium Umum
Dua barang akan saling melengkapi jika kenaikan harga yang satu mengakibatkan
penurunan jumlah yang diminta untuk barang lainnya. Film dan barang yang saling
menggantikan, jika kedua barang yang dimaksudkan adalha saling melengkapi,
suatu analisis ekulibrium parsial akan terlalu menekan pengaruh pajak.
Bayangkan, misalnya mobil dan bensin. Pajak bensin akan menyebabkan harganya
naik, tetapi hal ini akan mengurangi permintaan untuk mobil, yang pada
gilirannya akan mengurangi permintaan untuk bensin, yang menyebabkan harganya
agak turun.
16.2
EFISIENSI PERTUKARAN
Ekonomi pertukaran (exchange economy), dengan
menganalisis prilaku dua konsumen yang dapat memperdagangkan salah satu dari
dua barang diantara mereka sendiri.
Pengalokasian efesien barang, tidak seorangpun dapat lebih diuntungkan
tanpa mengakibatkan yang lain dirugikan.istilah efesiensi pareto kadang
digunakan dengan atrian sama, untuk menghargai ahli ekonomi filvredo poreto
dari italia, yang menge,bangkan konsep efesiensi pertukaran.
Dalam subagian berikut , kami menunjukan kenapa perdagangan saling menguntungkan
akan menghasilkan alokasi barang yang efesien.
Keunggulan Perdagangan
Biasanya perdagangan sukarela antara dua orang atau dua negara akan
sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Untuk melihat bagaimana perdagangan
mengakibatkan orang-orang lebih diuntungkan, asumsikan bahwa pertukaran itu
sendiri tidak berbiaya. Tingkat substitusi marjinal merupakan jumlah maksimal
satu barang yang ingin dihentikan konsumen untuk mendapatkan satu unit barang
lain.
Pengalokasian yang Efesien
Suatu pengalokasian akan berjalan efesien apabila tidaqk satupun konsumen
dapat lebih diuntungkan melalui perdagangan tanpa mengakibatkan konsumen
lainnya lebih dirugikan. Apabila konsumen melakukan semua perdagangan yang
sama-sama menguntungkan, hasilnya adalah Pareto yang efesien dan terletak pada
kurva kontrak.
Kurva Kontrak
Pengalokasian awal, banyak kemungkinan pengalokasian yang efesien dapat
dicapai melalui perdagangan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Kurva
kontrak (contract curve) kurva yang memperlihatkan semua
pengalokasian barang yang efesien antara dua konsumen atau dua input antara dua
fungsi produksi. Kurva kontrak berisi semua pengalokasian kurva indiferensi
semua konsumen saling bersinggung. Setiap titik pada kurva tersebut adalah
efesien karena sesorang tidak mungkin lebih diuntungkan tanpa mengakibatkan
orang lain dirugikan.
Ekuilibrium Konsumen dalam Pasar yang Bersaing
Dalam suatu pertukaran antara dua orang hasilnya dapat bergantung pada daya
tawar kedua belah pihak. Namun pasar yang bersaing mempunyai banyak pembeli dan
penjual yang sesungguhnya atau calon pembeli dan penjual. Dengan demikian, jika
orang-orang tidak menyukai syarat-syarat suatu pertukaran, mereka dapat mencari
penjual lain yang menawarkan syarat-syarat yang lebih baik. Akibatnya,
masing-masing pembeli dan penjual menerima harga barang tsb sebagai suatu yang
tetap dan memutuskan berapa banyak yang harus dibeli dan dijual pada harga
tersebut. Suatu ekuilibrium yang bersaing menggambarkan beberapa harga dan
jumlah; Apabila masing-masing konsumen memilih pengalokasian yang paling
disukainya, jumlah yang diminta akan sama dengan jumlah yang ditawarkan dalam
setiap pasar. Seluruh pengalokasian ekuilibrium yang bersaing terletak pada
kurva kontrak pertukaran dan merupakan Pareto yang efisien.
Disekuilibrium ini seharusnya hanya berlangsung sementara. Dalam pasar yang
bersaing, harga akan menyesuaikan diri jika terdapat kelebihan permintaan
(excess demand) dalam beberapa pasar (jumlah satu barang yang diminta lebih
besar daripada jumlah yang ditawarkan) dan kelebihan penawaran (excess
supply) pada yang lainnya (jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah
yang diminta).
Efesiensi Ekonomi Pasar yang Bersaing
Suatu ekuilibrium yang bersaing adalah efesien secara ekonomis sering digambarkan
sebagai dalil pertama ilmu ekonomi kesejahteraan (wefare economics).
(ilmu ekonomi kesejahteraan melibatkan evaluasi normatif terhadap pasar dan
kebijakan ekonomi.) secara formal, dalil pertama tersebut menyebabkan hal
berikut:
Jika setiap orang bergadang dalam pasar yang bersaing, semua perdagangan
yang sama-sama menguntungkan akan tercapai dan pengalokasikan sumber daya
ekuilibrium yang dihasilkannya akan efesien secara ekonomis.
Ekuilibrium yang bersaing dari perspektif konsumen.
1. Karena kurva-kurva indiferensi saling
bersinggungan, semua tingkat substitusi marjinal di antara konsumen adalah sama
2. Karena amsing-masing kurva indiferensi
bersinggungan dengan garis harganya, MRS masing-masing orang atas sandang untuk
pangan adalah sama dengan rasio harga kedua barang tersebut.
Secara formal, jika Pc dan PF adalah kedua harga
tersebut,
MRSJFC = PC / PF
= MRSKFC
16.3 KEADILAN DAN EFISIENSI
Perekonomian yang bersaing dengan sempurna benar-benar menghasilkan
pengalokasian yang efesien. Tetapi beberapa pengalokasian mungkin akan lebih
adil daripada yang lainnya.
Batas Kemungkinan Utilitas
Utility possibilities frontier mengukur seluruh pengalokasian yang efesien
dari segi tingkat utilitas yang dicapai setiap orang. Meskipun kedua individu
tersebut lebih menyukai beberapa pengalokasian dibandingkan suatu pengalokasian
yang tidak efesien, tidak setiap pengalokasian yang efesien pasti begitu lebih
disukai. Dengan demikian, suatu pengalokasian yang tidak efesien dapat lebih
adil daripada suatu pengalokasian yang efesien.
Fungsi Kesejahteraan Sosial (social welfare function)
Bobot yang diberikan pada utilitas masing-masing individu dalam menentukan
apa yang secara sosial diinginkan. Suatu fungsi kesejahteraan sosial,
utilitarian, mempertimbangkan utilitas setap orang dengan sama rata dan
akibatnya memaksimalkan total utilitas seluruh anggota masyarakat. Setiap
fungsi kesejahteraan sosial dapat dihubungkan dengan pandangan tertentu
mengenai keadilan.
Keadilan dan Persaingan Sempurna
Suatu ekuilibrium yang bersaing memberikan hasil Pareto yang efesien yang
mungkin atau juga tidak adil. Karena suatu ekuilibrium yang bersaing tidak
perlu adil, pemerintah mungkin ingin membantu untuk meredistribusikan kekayaan
dari orang-orang kaya kepada orang miskin. Karena redistribusi semacam itu
membutuhkan biaya, terdapat suatu konflik antara keadilan dan efesiensi. Setiap
ekuilibrium yang dianggap adil dapat dicapai melalui distribusi sumber daya
yang sesuai di antara individu-individu dan distribusi semacam itu pada dirinya
tidak perlu menghasilkan inefisiensi.
16.4 EFISIENSI PRODUKSI
Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mencapai pengalokasian yang efisien
dalam pertukaran dua barang, penggunaan input yang efisien dalam proses
produksi. Mengasumsikan ada total penawaran tetap dua input, yaitu tenaga kerja
dan modal, yang dibutuhkan untuk memproduksi dua barang yg sama, pangan dan
sandang. Banyak konsumen memiliki input untuk produksi dan memperoleh
pendapatan dengan menjualnya. Pada gilirannya, pendapatan ini dialokasikan
diantara dua barang tersebut.
Efisiensi Input
Suatu pengalokasian input tertentu ke dalam proses produksi akan efisien
secara teknis apabila perusahaan-perusahaan mengabungkan input-input untuk
memproduksi output tertentu dengan semurah mungkin. Dan jika output satu barang
tidak mungkin dinaikkan tanpa menurunkan output barang lainnya.
Kurva Kontrak Produksi
Kurva kontrak produksi melambangkan seluruh kombinasi input yang efisien
secara teknis. Dan tenaga kerja dan modal dapat direalokasikan untuk
meningkatkan output sekurang-kurangnya salah satu dari dua barang tersebut.
Produsen Ekuilibrium dalam Pasar input yang
Bersaing
Jika pasar input bersaing, suatu titik yang produksi yang efesien
akan tercapai. Jika pasar tenaga kerja dan modal bersaing dengan sempurna,
tingkat upah w akan sama dalam semua industri. Sama halnya, harga sewa
modal r akan sama apakah modal digunakan dalam industri makan atau
pakaian.jika produsen makanan dan pakaian meminimalkan biaya produksi, mereka
akan menggunakan kombinasi tenaga keja dan modal sehingga rasio produk marjinal
kedua input tersebut sama dengan rasio harga input tersebut:
MPL / MPK = w/r
Tetapi, kami juga menunjukkan bahwa rasio produk marjinal kedua input
tersebut sama terhadap tingkat marjinal substitusi teknis tenaga kerja dengan
modal MRTSLK. Akibatnya,
MRTSLK = w/r
Karena MRTS adalah garis lekung isokuan perusahaan tersebut, suatu
ekuilibrium yang bersaing hanya dapat terjadi dalam pasar input jika
masing-masing produsen harus menggunakan tenaga kerja dan modal sehingga garis
lengkung isokuan tersebut sama dengan satu sama lain dan sama dengan rasio
harga kepada input tersebut.
Batas Kemungkinan Produksi
Production possibilities frontier mengukur seluruh pengalokasian yang efesien
dari segi tingkat output yang dapat diproduksi dengan kombinasi input
tertentu. Tingkat transformasi marjinal barang 1 atas barang 2 meningkat
sebanyak barang 1 dan lebih sedikit barang 2 yang diproduksi. Tingkat
transformasi marjinal adalah setara dengan perbandingan antara biaya marjinal
dengan perbandingan antara biaya marjinal untuk memproduksi barang 1 dan biaya
marjinal untuk memproduksi barang 2. Batas kemungkinan-kemungkinan produksi
menunjukkan berbagai jenis kombinasi pangan dan sandang yang dapat diproduksi
dengan input tenaga kerja dan modal yang tetap, dengan catatan teknologi tetap
konstan. Suatu distorsi dalam pasar tenaga kerja, barangkali akibat suatu
serikat buruh yang memaksimalkan rente, telah menyebabkan perekonomian secara
keseluruhan tidak efisien dalam hal produks yang akan menurunkan tingkat
produksi sandang demi memperoleh upah anggota-anggotanya yang melebihi biaya
kesempatan mereka.
Tingkat Transformasi Marjinal (MRT)
Definisi tingkat transformasi marjinal pangan untuk sandang sebagai tingkat
besarnya kemiringan batas tersebut pada masing-masing titik serta mengukur
berapa banyak sandang yang harus diserahkan untuk memproduksi satu unit
tambahan pangan. Batas – batas kemungkinan produksi tidak perlu mempunyai MRT
yang meningkat terus-menerus. Dalam hal ini karena input dipndahkan dari
produksi sandang ke pangan, jumlah sandang yang harus diserahkan untuk
memperoleh satu unit lagi pangan akan turun.
MRT = MCF / MCC
Efisiensi Output
Agar suatu perekonomian efisien, barang tidak boleh hanya diproduksi
denganbiaya minimum, barang juga harus diproduksi dalam kombinasi yang sesuai
dengan kesedian orang-orang untuk membayarnya. Suatu perekonomian memproduksi
output secara efisien hanya juka, bagi masing-masing konsumen,
MRS = MRT
Dalam hal ini, konsumen bersedia menyerahkan 2 unit sandang untuk
memperoleh 1 unit pangan, tetapi biaya untuk mendapatkan pangan tambahan
hanyalah sebesar 1 unit sandang yang hilang. Kombinasi output yang efisien
dihasilkab apabila tingkat transformasi marjinal antara kedua barang tersebut
sama dengan tingkat subsitutsi marjinal konsumen.
Efisiensi dalam Pasar Output
Apabila pasar output bersaing dengan sempurna, seluruh konsumen akan
mengalokasikan anggaran mereka sehingga tingkat subsitutsi marjinal mereka di
antara dua barang sama dengan rasio harganya. Untuk kedua barang tersebut,
pangan dan sandang,
MRS = Pp / Pc
Pada saat yang sama, masing – masing perusahaan akan memproduksi outputnya
hinga mencapai titik di mana harganya sama dengan biaya marjinalnya. Ubtuk
kedua barang tersebut,
PF = MCF dan Pc = MCc
Karena tingkat transformasi marjinalnya sama dengan rasio biaya produksi
marjinalnya, itu berarti bahwa
MRT = MCF / MCC = PF / PC = MRS
Apabila pasar input dan output bersaing, produksi akan berjalan dengan
efisien dalam arti MRT-nya akan sama dengan MRS-nya. Kita dapat melihat bahwa
produksi pangan dan sandang tersebut dipilih sehingga manaat marjinal
mengkonsumsi unit pangan lainnya sana dengan biaya marjinal untuk memproduksi
pangan. Dan pasar output yang bersaing dan efisien tercapi apabila pilihan
produksi dan konsumen terpisah.
16.3 KEUNTUNGAN PERDAGANGAN BEBAS
Dalam perdagangan internasional, dua orang atau dua Negara dapat memperoleh
manfaat dengan melakukan perdagangan untuk mencapai suatu titik. Namun, ada
keuntungan tambahan dari perdagangan apabila perekonomian dua Negara berbeda
sehingga satu Negara mempunyai keunggulan komparatif dalam memproduksi satu
barang sedangkan Negara kedua mempunyai keunggulan komparatif dalam memproduksi
barang lainnya.
Keunggulan Komparatif
Situasi dimana Negara pertama mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
negar kedua dalam memproduksi suatu barang karena biaya untuk memproduksi
barang tersebut di Negara pertama ternyata lebih rendah daripada biay untuk
memproduksi barang lainnya di Negara kedua. Apabila, masing-masing dari dua
Negara mempunyai suatu keunggulan komparatif, keduanya akan lebih diuntungkan
dalam memproduksi apa yang paling dikuasainya, dan membeli barang-barang
lainnya.
Jika kedua Negara saling berdagang maka keungulan komparatif masing-masing
Negara tersebut akan menentukan apa yang terjadi ketika keduanya melakukan
perdagangan. Hasilnya akan bergantung pada harga masing-masing barang
dibandingkan dengan yang lain ketika terjadi perdagangan.
Perluasan Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi
Apabila terdapat keunggulan komparatif, perdagangan internasional mempunyai
efek yang memungkinkan suatu Negara mengkonsumsi di luar batas
kemungkinan-kemungkinan produksinya.
16.6 Tinjauan Kembali – Efesiensi Pasar yang Bersaing
Setiap pengalokasian mula-mula sumber daya, suatu proses pertukaran yang
bersaing di antara indivu-individu, apakah melalui pertukaran, pasar input,
atau pasat output, akan memberikan hasil yang efesien secara ekonomis.
Dalil pertama ilmu ekonomi kesejahteraan mengatakan bahwa suatu sistem yang
bersaing, yang didasarkan pada tujuan-tujuan peribadi konsumen dan produsen dan
pada kemampuan harga pasar untuk memberikan informasi kepada kedua belah pihak,
akan mencapai pengalokasian sumber daya yang efesien. Dalil kedua ilmu ekonomi
kesejahtera mengatakan bahwa kondisi tertentu, persoalan-persoalan keadilan dan
efesiensi dapat diperlakukan secara berbeda dari satu sama lain. Kedua dalil
ilmu ekonomi kesejahtera tersebut sang bergantung pada asumsi bahwqa pasar
adalah bersaing.
1. Efeisiensi pertukaran: seluruh
pengalokasikan harus terdapat pada kurva kontrak pertukaran tersebut, sehingga
setiap tingkat substitusi marjinal konsumen untuk pangan terhadap sandqang
adalah sama:
MRSJFC = PF / PC =
MRSKFC
Suatu pasar yang bersaing mencapai hasil yang
efesien ini karena, bagi konsumen, titik singgung garis anggarannya dan kurva
indiferensi tertinggi yang dapat dicapai memastikan bahwa
MRTSFLK = MRTSCLK
2. Efesiensi Pengguna input produksi :
seluruh kombinasi input harus terdapat pada kurva kontrak produksinya,
sehingga sikap substitusi teknik marjinal setiap produsen dari tenaga kerja
untuk modal terlihat sama dalam produksi kedua barang:
MRTSFLK = MRTSCLK
Suatu pasar yang bersaing mencapaikan hasil yang efesien ini karena
masing-masing produsen memaksimalkan laba dengan memilih output tenaga
kerja dan modal sehingga ratio harga input-nya sama dengan tingkat
substitusi teknis marjinalnya:
MRTFC = w / r = MRSTCLK
3. Efesiensi
pasar output: Campuran output harus dipilih sehingga
tingakat tranformasi marjinal diantara outout sama dengan tingkat
substitusi marjinal konsumen:
MRTFC = MRSFC (untuk seluruh konsumen)
Suatu pasar yang bersaing mencapai hasil yang efesien ini karena produsen
yang memaksimalkan laba menaikkan output-nya sampai mencapai titik
dkimana biaya marjinalnya sama dengan harga:
PF = MCF’PC
= MCC
Akibatnya,
MRTFC = MCF/MCC =
PF / PC
Tetapi konsumen memaksimalkan kepuasan mereka dalam pasar yang bersaing
hanya jika
PF / PC = MRSFC (untuk seluruh
konsumen)
Karena
itu,
MRSFC =MRTFC
dan syarat-syarat efisiensi outputtersebut terpenuhi. Dengan demikian,
efesiensi menuntut agar barang diproduksi dalam kombinasi dan dengan harga yang
sesuai dengan kesediaan orang-orang untuk membayarnya.
16.7 Mengapa Pasar Gagal
Menekan bahwa pasar yang bersaing berhasil. Interpretasi
mengatakan kita harus memastikan prasyarat-prasyarat persaingan sudah terjadi,
sehingga sumber daya dapat di alokasikan dengan efesien. Menekan bahwa
prasyarat-prasyarat persaingan tersebut tidak mungkin dicapai. Interprestasi
mengatakan bahwa kita harus memusatkan perhatian pada cara-cara untuk mengatasi
kegagalan pasar.
Pasar
yang bersaing gagal karena empat alasan dasar: kekuatan pasar, informasi
yang tidak lengkap, ekternalisasi, dan barang umum
Kekuatan Pasar
Bahwa seseorang penjual produk mempunyai kekuatan monopoli jika ia dapat
mengenakan harga yang lebih tinggi daripada biaya marjinalnya dengan tetap
memperoleh keuntungan. Sama halnya seseorang pembeli mempunyai kekuatan monopoli
apabila keputusan belinya dapat mempengaruhi harga suatu barang.
Argumen yang sam kiranya berlaku untuk kekuatan pasar dalam suatu pasar input.
Andaikanlah serikat buruh memberi kekuatan pasar kepada para pekerja terhadap
penawaran tenaga mereka dalam produksi pangan tersebut. Dengan demikian, akan
terlalu sedikit tenaga kerja ditawarkan kepada industri pangan tersebut dengan
upah yang terlalu tinggi
(wf) dan terlalu bnyak tenaga kerja ditawarkan kepada industri sandang dengan upah yang terlalu rendah (wc). Dalam industri sandang tersebut, syarat-syarat efesiensi input-nya akan terpenuhi karena MRTCLK = wC / r. Tetapi dalam industri pangan tersebut, upah yang dibayarkan akan lebih besar daripada upah dalam industri pangan tersebut, upah yang dibayarkan akan lebih besar daripada upah dalam industri sandang. Karena itu, MRTSFLK = wF / r . wC / r = MRTSCLK. Hasilnya dalah inefisiensi input karena efesiensi menuntut agar semua tingkat substitusi teknis marjinal mesti sama dalam produksi semua barang.
(wf) dan terlalu bnyak tenaga kerja ditawarkan kepada industri sandang dengan upah yang terlalu rendah (wc). Dalam industri sandang tersebut, syarat-syarat efesiensi input-nya akan terpenuhi karena MRTCLK = wC / r. Tetapi dalam industri pangan tersebut, upah yang dibayarkan akan lebih besar daripada upah dalam industri pangan tersebut, upah yang dibayarkan akan lebih besar daripada upah dalam industri sandang. Karena itu, MRTSFLK = wF / r . wC / r = MRTSCLK. Hasilnya dalah inefisiensi input karena efesiensi menuntut agar semua tingkat substitusi teknis marjinal mesti sama dalam produksi semua barang.
Informasi yang Tidak Lengkap
Jika konsumen tidak mempunyai informasi yang akurat tentang harga pasar
atau kualitas produk, sistem pasar tersebut tidak akan berjalan dengan efesien.
Kekurangan informasi ini dapat memberikan insentif kepada produsen untuk
menawarkan terlalu banyak beberapa produk dan terlalu sedikit produk-produk
lainnya. Dalam kasus lainnya, sementara beberapa konsumen mugkin tidak akan
membeli produk meskipun mereka akan memperoleh keuntungan dengan melakukannya,
konsumen lainnya membeli produk yang mengakibatkan mereka lebih dirugikan.
Eksternalitas
Sistem harga akan bekerja dengan efesien karena harga pasar menyampaikan
iformasi kepada produsen maupun konsumen. Namun, kadang-kadang harga pasar
tidak mencerminkan kegiatan-kegiatan produsen maupun konsumen. Ada suatu
eksternalitas apabila kegiatan-kegiatan produsen maupun konsumen.ada suatu
eksternalitas apabila kegiatan konsumsi atau produksi mempunyai efek tidak
langsung terhadap kegiatan konsumsi atau produksi lain yang tidak tercemin
langsung dalam harga pasar.
Barang Umum
Public good dapat disediakan dengan murah bagi banyak konsumen, tetapi
begitu barang tersebut diberikan untuk beberapa konsumen, akan sangat sulit
mencegah oramng-orag lain yang mengesumsinya. Contohnya, andaikanlah suatu
perusahaan sedang mempertimbangkan apakah harus melakukan riset tentang
teknologi baru yang tidak dapat dipatenkannya. Begitu penempuan tersebut
dipublikasikan, orang-orang lain dapat menirunya. Sepanjang sulit melarang
perusahaan-perusahaan lain menjual produk itu, riset tadi tidak akan
menguntungkan.
0 komentar:
Post a Comment